Kamis, 27 Oktober 2016

Merah Putih, Para Pahlawanku



Oleh: Agum P Silaban[1]
Dibawah Merah-Putih, Indonesia Raya berkumandang
Dibawah Merah-Putih, seluruh rakyat dan pemuda tunduk memandang
Kita Mengenang pahlawan yang gugur dimedan juang
Pembela Bangsa sejati  dari Merauke hingga Sabang
Dibawa tonggak Merah-Putih, pemuda kembali disadarkan
dibawah Merah-Putih jua, pemuda bersimbah palsu oleh takut
Tak mengerti perjuangan
Tak mengerti perlawanan
Dan tak mengerti kemerdekaan
Rasa-rasanya akulah pemuda itu
Anehnya,  aku disebut generasi penerus bangsa
Penerus bangsa yang seperti apa??? Lucu rasanya...
Merah-Putih Para Pahlawanku
Engkau berjuang demi kemerdekaan
Namun aku tidak tau, aku berjuang demi apa
Apa aku hanya generasi penghianat bangsa?
Karena aku hanya pemuda diam, mematung
Yang terjajah oleh bungkam dan ketakutan
Aku hanya pemuda terikat bak anjing peliharaan majikan
Aku hanya pemuda tanpa perjuangan dan tanpa pembelaan
Sisa adalah makanan yang kutunggu dari tuanku
Merah-Putih Para Pahlawanku
Tak pantas rasanya aku mengadu kepadamu
Tapi aku datang penuh pinta
Berkatilah segenap perjuangan dan perlawanan
Berbahagialah mereka yang berjuang melawan,
meneruskan cita yang engkau dambakan
Sebab seperti itulah rasa-rasanya
              Image result for dibawah merah putih pemuda terbungkam



[1] Penulis adalah mahasiswa Reguler A 2014 jurusan pendidikan sejarah

Rabu, 05 Oktober 2016

GESTAPU-GESTOK (Antara 30-01 oktober 1965)


                              KONSPIRASI G30S

Aku ingin menutup malam ini dengan beberapa untaian kata, kalimat atau bahkan paragraf yg akan kulampirkan dibawah. untuk mereka keluarga yang tidak mendapat keadilan dan justru mendapat penindasan dan penjarahan pada masa-masa 65.

30-01 okt 1965 adalah hari mengerikan dan merupakan tragedi yg sangat ironis bagi mereka yg tau dan memahami. adalah hari yg akan memaksa generasi intelek untuk menolak lupa akan tragedi tersebut. tentunya tanggal 30 Oktober - 01 November 1965 adalah hari bersejarah (hari hitam nan gelap) bagi negara Indonesia ini.
Gestapu/gestok adalah sebuah gerakan revolusi dari pihak" yang kontras kepada pemerintahan yang sah, dengan kata lain Gestapu atau gestok diartikan sebagai penggulingan pemerintahan yang sah.
sampai saat ini belum ada teori tunggal, perihal pelaku utama gestapu atau gestok. sebaliknya, begitu banyak pihak yg terlibat antara lain: PKI, SOEHARTO, AD(angkatan darat), USA (CIA), INGGRIS, BIRO KHUSUS(Sjam kamaruzaman), Letkol Untung dan bahkan the founding Father (SOEKARNO) terlibat atau sudah mengetahui peristiwa itu. 


beberapa kesimpulan sebagai penyebab gestapu atau gestok ini antara lain; (1). Konflik internal AD (perwira menengah vs perwira atas) mengenai perbedaan ideologi (pancasila dan komunisme). (2). situasi dan kondisi pada masa demokrasi terpimpin yang sudah tidak sejalan lagi dengan UUD 1945. (3). kediktatoran Soekarno pada akhir kepemimpinannya (konsep NASAKOM, MANIPOL, RESOPIM, Pembubaran DPR menjadi DPRGR, Politik Mercusuar, Konfrontasi Malaysia, konsep NEVO DAN OLDEVO, pelangsingan PARPOL, Resavel kabinet sebanyak tiga kali, pembentukan front Nasional dan issue adanya presiden seumur hidup oleh rakyat. 

Image result for komunis indonesia


(NB: kesimpulan diatas diambil setelah diskusi kelas A Reguler 2014, jurusan Pend.Sejarah Unimed. pada tanggal 26 september 2016)

Minggu, 02 Oktober 2016

Musim Penghujan



Oleh: Agum Patria Silaban[1]
Kekasih... masihkah kelabu menyelimuti langit jiwamu?
“Saat ini, secara perlahan angin telah membawanya pergi. Ia menjadi berwarna laksana percikan pelangi, nikmatilah walau dengan sedikit rasa.”
Berdiamlah sejenak sayangku,  dekatkan hatimu pada-Nya. Niscaya ketenangan dan hangatnya kedamaian menyelimuti relung jiwamu. 
hmmm...
Dengan kata aku menghibur, dengan hati aku tulus  dan dengan perbuatan aku bertindak.
Senyumlah jiwaku,,,
Rasakan nikmatnya angin malam menerpa jiwa-jiwa yang kesepian. Bersama rintik hujan, dengan kehalusan jatuh menyentuh hati yang gersang oleh duka.
“kalau-kalau dia tidak datang? Dia kemana?”
Dulu kau ingatkan aku; “aku berulang dia datang lagi, menepis kelamnya malam bersama angin kesejukan adalah bukti berkah dan cinta-Nya dan kau tau itu. Aku tau kau merasa damai akan datangnya hujan yg setia. hujan dan angin malam pelepas dahaga. Semoga aku dan kau bertahan dan bertambah kesyukuran atas rahmat-Nya”.
Image result for musim hujan
engkau bilangg, “syukurlah ia datang, walau sebentar aku tidak menyadari dia hadir, menemani diatas ketidaktahuanmu.  karena kamu telah lelap dengan tidur kelabumu”
Mari sayangku, bangunlah. Mendungnya hatimu membuatmu tidak merasakan bahwa berkat datang menghujani kelamnya bumi.
Menghadaplah pada-Nya,
Dialah sumber suka dan dukamu. Kembalilah kepelukan-Nya. Hangat-Nya akan membinasakan beban dan keresaham jiwamu. Hangat-Nya akan menjawab kegelisahan atas pertanyaan-pertanyaan sanubarimu.
Percayalah sayangku,
Sendu tak akan kembali untuk merongrong langit-langit jiwamu. Niscaya bunga tak lagi satu warna, bunga-bunga kian tumbuh mekar berbunga dan aku menyebutnya penuh warna-warni. Inilah kebahagiaan yang dititipkan oleh-Nya kepadamu. Kelestarian, bahagia kekal selamanya.
“perkataan apakah yang layak terucap dari mulutku? kata kata itu membautku mulutku tak mampu berucap”
Sesingkat dan sepanjang apapun kata yang kau lantunkan kepadaku, internalku tidak berpengaruh terhadap rasa yang telah tertanam oleh bibit bunga yang sudah mekar. Katakanlah apa yang selayaknya kau katakan kepadaku, selayaknya kepada meraka dan selayaknya kepada Tuhanmu.
“Semoga engkau mendapat kebaikan”
Duhaiii  kekasihku,
Sudah terlalu banyak dosa yang kubawa dari masa lalu, masa lalu yang begitu hitam. Aku tidak berharap kebaikan datang kembali kepada ku. Penyesalanlah yang menaungi keseharianku.  Syukur Dia masih mengijinkan ku untuk tetap menjalani kehidupan. Aku berharap Dia mendengar pengakuanku. Ucapan beribu syukur sudah selayaknya terucap dari mulut kotor nanbusuk ini.

Kekasihku,
Istrahatlah, berilah apa yang menjadi bagian dan hak tubuhmu.
aku bermimpi, “aku menjagamu malam ini, tanpa kau tau bahwa aku menemani lelapnmu."

Ternyata hanya lamunan saja,
nyatanya, Disini aku masih berdiskusi dengan malan dan hujan, adakah kita yang tau berapa lama perjalanan hujan dari langit menempuh tanah dimana kita berpijak saat ini?


[1] Penulis adalah pengagum hujan dan angin malam (kupersembahkan untuknya)

Sabtu, 01 Oktober 2016

Dialektika Cinta



Oleh: Agum Silaban dan Iskandar girsang[1]
Pada tanggal 01 Oktober 2016, aku berdiskusi banyak hal bersama kawan Iskandar (biasa dipanggil Seorang Pemuda Biasa) dan kawan Robby (biasa di di panggil Lelaki yang Bertas Merah itu). Adalah sebuah hal yang lazim bagi kaum muda membicarakan atau mendiskusikan tentang lawan jenis, yang membuat pria jomblo begitu gelisah dan bertanya-tanya dengan kebingungan mereka sendiri. Kami adalah bukti dari 3 diantara 10 orang jomblo ngenes tersebut. Secara empiris kami banyak merasakan bagaimana suasana dan kegelisahan hati ketika berhadapan dengan lawan jenis yang membuat kami kocar-kacir dalam bertingkah dan hal itu secara tidak langsung membuat kami berpikir tidak teratur dan daya otak kami hilang lenyap ditelan detak jantung yang kian cepat mengetuk palung dari dasar samudera merah dalam tubuh kami.
Berdiskusi bersama kedua kawan karib yang sering kuajak dan diajak berdiskusi sama ini,  adalah jomblo-jomblo yang tangguh, dari zaman firaun baholak sampai malam ini belum pernah merasakan apa yang namanya pacaran, sungguh miris. nah, sedang aku adalah Pria Linglung yang tak kunjung usai dengan masalah pergumulan cinta yang kerap melanda hatiku. Aku sudah mengalami yang namanya pacaran, tidak seperti kawanku diatas. Walau begitu,  aku tak menganggap bahwa diriku lebih mengetahui apa itu namanya cinta, buktinya aku selalu gagal dalam percintaanku. Dan aku sendiri telah menjadi jomblo sekitar beberapa bulan yang lalu.  Aku menyadari bahwa aku adalah pria yang tidak layak untuk diperjuangkan, karena pacaran membuatku selalu terjatuh didalam  pencobaan.
Pacaran berkali-kali membuktikan bahwa,  aku tidak pernah mengerti apa yang namanya Suka, Sayang, nafsu dan Cinta, aku kerap jatuh dilubang yang sama. Kegelisahan ini menuntunku untuk mendiskusikan kepada kawan Pemuda Biasa(Iskandar) dan kawan Lelaki Bertas Merah Itu (Robby) dengan identifikasi masalah-masalah cinta yang kami hadapi, yakni suka, sayang dan cinta? Bagaimana ia datang? Apakah cinta itu materi atau ide?
Aku tahu cinta ruang lingkupnya begitu banyak, namun dalam diskusi kami memfokuskan diskusi pada Objek lawan jenis atau bahasa moderennya menyangkut pasangan hidup. Banyak pakar-pakar mengemukakan banyak teori mereka tentang cinta. Namun, toeri-teori tersebut tak kunjung memuaskan rasa penasaran kami terhadap satu kata yang dinamakan CINTA. Ada yang mengatakan bahwa cinta adalah perasaan ketertarikan kita pada seseorang yang mebuat kita terppikir-pikir dan tidak ingin meninggalkannya selamanya. Mungkin ini adalah hal yang sering dan bahkkan wajar kita rasakan dimasa-masa pertumbuhan kedewasaan kita saat ini.
Panca indra sangat berperan penting dalam pengamatan terhadap objek/materi/lawan jenis. Indera penglihatan menangkap lalu otak menerima materi, diproses, menimbulkan yang namanya ide, yang membuat pikiran selalu memikirkan dan terbayang terhadap materi yang telah datang merasuki ketenangan pikiranku. Aku tak lagi berpikir,  ini sungguh membuatku menghayal. Aku menyadari dan disadarkan oleh kawan-kawan bahwa cinta bukanlah materi dan cinta juga tidak bisa dimaterikan. Membedah cinta dengan berpikir logic juga belum menyelesaikan pergumulan cintaku. Berpikir sedalam-dalamnya (radix) membuat kawan-kawan dan aku tak mampu mendekati gadis pilihan hati kami masing-masing, ini justru membuat kami kehilangan akal sehat dari ketangguhan yang kami miliki selama ini sebagai seorang pria. Salahkah jika cinta datang dari orang yang tidak memiliki simpati kepada kita. Adakah cinta jatuh kepada orang tidak tepat (yang tidak diharapkan). Salahlah bagi mereka yang mengira bahwa cinta itu datang dari pergaulan yang begitu lama dan rayuan yang terus menerus.
Aku kembali disadarkan oleh Kahlil Gibran teorinya tentang cinta mengatakan, "cinta adalah tunas pesona jiwa dan jika tunas ini tercipta dengan sesaat, ia takkan tercipta bertahun-tahun bahkan abad.  Ketika cinta memanggilmu maka dekatilah dia walau jalannya terjal berliku, jika cinta memelukmu maka dekaplah walau pedang disela sela sayapnya melukaimu. cinta adalah satu-satunya kebebasan didunia. Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang".

Image result for cinta

Artinya Setiap lelaki mencintai dua orang perempuan, yang pertama adalah imajinasinya dan kedua adalah yang belum dilahirkan. Ketika cinta tumbuh maka rasa ingin memiliki baru tumbuh. Rasa ingin memiliki inilah yang selalu memunculkan masalah, rasa posesif, rasa ego yang paling tinggi, cemburu dan sebagainya. 
Proses terbentuknya cinta adalah dari sistem yang rumit, antara mata, otak dan hati. ketika terjadi pandangan pada mata akan membentuk gambar akan objek yang membuatnya penasaran. Dengan ini gembar telah masuk melalui mata lalu diteruskan ke otak atau daya atau kemampuan berpikir otak. Otak akan memberikan hasil gambaran, seperti senang, kagum dan lain-lain. Namun, pada bagian lain juga akan memberi penilaian pada sisi negatifnya, misalnya: “ah, sepertinya dia kurang baik, suka bohong dan lain sebagainya”. Dan tahap ini memberi lanjutan apakah kita benar-benar mencintainya secara penuh atau sekedar kagum atau kasihan saja. Hal inilah yang memerlukan proses dihati. Di hati terdapat beribu sel saraf yang memungkinkan hati dapat berpikir dan mempertimbangkan sesuatu. Hal inilah yang menentukan bahwa kita cinta atau tidak. Kemudian pikiran itu dikirim lagi ke otak dan memberi perintah apa yang harus dilakukan terhadap lawan jenis tersebut. Artinya adalah cinta itu berdialektika dan penuh pertimbangan.  Cinta harus logic dan berperasaan.  
“cinta bukanlah materi dan cinta juga tidak bisa dimaterikan, cinta hanyalah ide yang dimunculkan oleh materi”


[1] Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, UNIMED.