Minggu, 21 Mei 2017

industri abad ke-20



INDUSTRI PADA AWAL KE-20
Oeh : Agum Patria Silaban

Perkembangan Industri yang menggunakan Ketel Uap
Industri abad ke-20 ini membahas tentang perkembangan industri di setiap kota dan bahkan juga negar-negara eropa yang menggunakan ketel uap (1881-1919).  Disini dibahas juga tentang pembagian industri seperti:
1.      Industri makanan dan minuman,
2.      Gula,
3.      Barang logam, Mesin dan Perlatan,
4.      Industri kimia dari bahan minyak,
5.      Kayu dan barang dari kayu,
6.      Tekstil dan kulit,
7.      Barang dan bahan galian  bukan logam,
8.      Kertas dan percetakan, dan lain-lain
Dalam buku industrialisasi di indonesia ini dibahas tentang proses pertumbuhan atau jumlah-jumlah pabrik yang berkembang sangat pesat, terbukti pada tahun pada 1881 terdaftar 350 perusahaan industri yang menggunakan ketel uap. Tiga puluh tahun kemudian (1910) jumlah perusahaan sudah meningkat dua kali lipat menjadi 729, selanjutnya pada tahun 1919 mencapai 1.012 perusahaan. Dapat kita lihat tabel pada buku (siahaan 2000:26) secara rinci jumlah perusahaan industri yang menggunakan ketel uap tahun 1881-1919.
Salah satu hasil pabrik yang sangat menjolok adalah gula. Dalam buku tersebut dibahas bagaimana proses berkembangnya produksi gula. Pada tahun 1919 proses ekspor gula yang mencapai 726,2 juta golden, meningkat 10 kali lipat dari tahun 1900 yag hanya menghasilkan 73,7 juta golden. Setelah itu pada tahun 1914-1919 telah berdiri beberapa industri kimia seperti oksigen, cat, sabun, lilin dan lain sebagainya.

Sensus Peduduk Tahun 1905
Sensus penduduk yang di maksud disini ialah pendataan para pekerja yang bekerja di setiap perusahaan-perusahaan industri. Tetapi disini terdapat pembagian golongan berdasarkan kewarganegaraan. Seperti Indonesia, Eropa dan Asia lainnya.
Definisi tenaga kerja yang di maksud disini adalah bahwa semua tenaga kerja di eropa baik pemilik ataupun para pekerja dan pegawai atau karyawan tetap di hitung sebagai tenaga kerja. Sedangkan untuk Asia Sepert cina, indonesia dan arab yang termasuk tenaga kerja hanyalah kepala keuarga sementara anggota keluarga hanyalah tanggungan keluarga. Sensus penduduk pada masa itu berbeda arti pada sensus penduduk pada masa sekarang.
Pada pandataan ini sendiri akan terdapat negara negara mana yang paling berperan penting dalamp erusahaan industri tersebut. Sebanyak 538.683 karyawan pribumi merupakan karyawan terbanyak yang mencapai 97,40%, cina 2,10% dan arab 0,5%. Tetapi banyaknya penduduk pribumi yang bekerja sebagai karyawan tidak akan menjadi penentu bahwa penduduk pribumilah yang paling berperan penting dalam perusahaan industri ini.  Meskipun tenaga kerja cina sedikit tetapi mereka mempunyai peranan yang sangat penting, selain bekerja sebagai karyawan mereka juga melakukan kerja sampingan sebagai perantara. Jika mereka sudah mempunyai modal mereka akan beralih menjadi perantara atau menjadi pedagang yang menjual hasil produksi industri.
Pengumpulan Data IndustriTahun 1915
Maksudnya adalah pada tahun ini dilakukan survei pertama, dimana sebenarnya telah di lakukan survei perusahaan industri tetapi itu hanyalah pelengkap dari program lain. Tujuan utama survei ini adalah mengumpulkan keterangan industri mengenai keadaan industri pegolahan.nkita tidak mengetahui apakah ada keterkaitan antara kedua kegiatan ini. Kegiatan industri tidaka mencakup seluruh usaha industi tetapi dibatasi pada perusahaan yang mempekerjakan karyawaaan yang mempekerjakankaryawan di atas lima orang. Survei ini juga tidak mendata industri yang mengolah hasil perkebunan.
Oleh karena itu survei tersebut tidak mencakup industri secara keseluruhan, maka dalam buku ini tidak akan dibahas. Itulah yang merupakan salah satu kelemahan dari buku ini.
Pengumpulan Data Industri tahun 1919
Saya rasa dalam pembahasan ini cakupannnya akan lebih luas dari pada tahun 1915. Survei ini dilaksanakan oleh jawatan kerajinan, kementerian pertanian, dan perdagangan.
Dimana pelaksanaan survei dilaksanakan dengan cara di bagi atas dua kegiatan. Pertama, hanya mencakup perusahaan milik pribumi. Kedua, meliputi industri milik pemerintah adn perusahaan asing (Belanda, Cina dan Arab). Hasil pendataan tersebut kemudian di satukan menjadi satu laporan. Dalam buku (siahaan 2000:32) disajikan data mengenai jumlah perusahaan dan tenaga kerja industri pengolahaan milik pengusaha pribumi dan asing berdasarkan milik pengusaha pribumi dan asing berdasarkan hasil survei tahun 1919.
Kemampuan Industri dalam Negeri
            Perkembangan industri pada abad ke-20, sangatlah di pengaruhi oleh perang dunia I, pecahna PD I otomatis hubungan dagang impor terputus. Maka untuk menutupi kekurangan barang dalam negeri mereka melakukan swasembada dengan jalan membangun industri dalam negeri sebagai penggantinya. Salah satu industri yang memanfaat kan keadaan ini ialah industri pemesinan, untuk membuktika dirinya sanggup menghasilkan barang yang setara dengan produksi luar negeri. Industriindustri pemesinan melakukan kebijakan, dimana delapan perusahaan industri pemesinan bergabung membentuk sebuah konsorsium. Maka setelah itu, produksi dalam negeri meningkat, kemampuan konsorsium sangat menonjol dalam bidang rancang bangun pabrik gula.konsorsium kemudian menjelma sebagai perusahaan pemesinan modern yang merupakan modal yang tak terilai harganya.
            Tetapi walaupun begitu industri lain dalam negeri sangat terpukul oleh keadaan ini, seperti industri batik yang berpatokan pada bahan baku luar negeri sangat kewalahan dalam menjalankan industrinya. Pengalaman pahit juga menimpa perusahaan topi. Sebelum perang sebagian besar produksi topi di ekspor ke eropa tetapi akibat perang pengeksporan pun terhenti.

Industri Milik Pribumi pada Tahun 1919
Yang dimaksud disini adalah pembagian perusahaan milik pribumi berdasarkan jumlah tenaga kerja yang di serap yang terdiri dari 4 kategori. Akan terhitung juga jumlah perusahaan berasrkan pembagian kategori. Secara rinci dalam buku ini di sajikan tabel perusahaan pribumi berdasarkan kategori penyerapan tenaga kerja tahun 1919 beserta dengan keterangan tabel tersebut.

Bidang Usaha Perusahaan Asing dan Pribumi
1.      Industri Makanan dan Minuman
Belanda memiliki 978 perusahaan (42,7%)
Cina sebanyak 962 perusahaan (42%)
Indonesia memiliki 350 perusahaan (15,3%)

2.      Industri Tekstil dan Kulit
perkembangan industri tekstil masih sangat terbatas, kegiatan utamanya hanya dalam usaha pembatikan. Rincian kepemilikan adalah sebagai berikut:
Belanda
batik                            : 19
tukang jahit                 : 38
sepatu                          : 13
penyamakan kulit        : 6
kapuk                          : 31
tali                               : 18



Cina
batik                            : 435
tukang jahit                 : 115
sepatu                          : 168
penyamakan kulit        : 7
kapuk                          : 29
tali                               : -
Indonesia
batik                            : 386
tukang jahit                 : 141
sepatu                          : 72
penyamakan kulit        : 25
kapuk                          : 5
tali                               : 1

3.      Industri Kayu dan Barang dari kayu
Usaha terpenting dari sini ialah pembuatan perabot rumah dan penggergajian. Perusahaan Cina sangat dominan dalam usaha perkayuan. Jumlah perusahaan berdasarkan jenis usaha adalah sebagai berikut:
Belanda
perabot rumah tangga : 26
penggergajian              : 36
anyaman                      : 8
Cina
perabot rumah tangga : 527
penggergajian              : 99
anyaman                      : 1
Indonesia
perabot rumah tangga : 323
penggergajian              : 45
anyaman                      : 40
4.      Industri Kertas dan Percetakan
sampai tahun 1920 seluruh kebutuhan kertas masih impor, karena belum terdapat industrinya di hindia belanda. Industri kertas pertama di bangun di padalarang pada tahun 1923.

5.      Industri Kimia dan Karet
perusahaan belanda mempunyai kedudukan yang sangat kuat dalam industri kimia, terutama untuk industri yang menggunakan teknologi tinggi.
Beberapa usaha yangdi tangani oleh perusahaan belanda:
1. Pengolahan Karet                : 576 perusahaan
2. Pengolahan Kina                 : 112 perusahaan
3. Minyak Atsiri                                  : 29 perusahaan
4. Pengolahan Coklat              : 28 perusahaan
5. Industri Obat-Obatan                     : 19 perusahaan
6. Jodium                                : 17 perusahaan
Beberapa industri kimia yang di tangani oleh cina seperti:
1. Sabun                      : 65 perusahaan
2. Pengolahan Gambir : 64 perusahaan
3. Remiling Karet        : 31 perusahaan
4. Minyak Atsiri                      : 28 perusahaan
5. Kembang Api                      : 23 perusahaan
Sementara perusahaan pribumi hanya berkecimpung dalam dua jenis usaha seperti:
1. Pengolahan gambir  : 30 perusahaan
2. Minyak Atsiri                      : 12 perusahaan

6.      Industri Barang dari Bahan Galian Bukan Logam
Jumlah perusahaan sangat menonjol di banding parusahaan asing. Bidang usaha yang di kerjakan oleh perusahaan-perusahan pribumi dan asing, sebagai beerikut:


Belanda
1. Genteng                              : 23
2. Bata                                     : 31
3. Kapur                                  : 29
4. Keramik dan Tembikar       : 4
5. Barang dari Semen              : 33
6. Penggosokan Marmer         : 8
Cina
1. Genteng                              : 58
2. Bata                                     : 108
3. Kapur                                  : 74
4. Keramik dan Tembikar       : 2
5. Barang dari Semen              : 5
6. Penggosokan Marmer         : 7
Indonesia
1. Genteng                              : 869
2. Bata                                     : 449
3. Kapur                                  : 274
4. Keramik dan Tembikar       : 78
5. Barang dari Semen              : 4
6. Penggosokan Marmer         : -
7.      Industri Barang dari Logam, Mesin dan Peraatan
Beberapa bidan usaha yang menonjol:
Jenis Industri
Belanda
Cina
Indonesia
Pengecoran besi
37
132
684
Perusahaan pengelasan
6
37
58
Pembuatan kapal kayu
17
5
54
Pembuatan kereta dorong/gerobak
19
45
33
Mesin dan konstruksi besi
85
1
-
Galangan kapal
6
-
-









Model Pembelajaran Bermain Sambil Belajar



Model Pembelajaran Bermain Sambil Belajar (BSB)[1]
Oleh:
Agum Patria Silaban[2]
Pendahuluan
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang akan dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses berlajar mengajar. Untuk memenuhi hal tersebut guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar.[3]
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yakni guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, agama, seni, sikap dan keterampilan. Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran adalah model pembelajaran. penelitian tentang model pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa ahli di Amerika sejak tahun 1950-an. Penelitian tentang kegiatan pembelajaran adalah berusaha menemukan model pembelajaran. mode-model pembelajaran yang ditemukan dapat diubah, diuji kembali dan dikembangkan, selanjutnya dapat diterapakan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan pola pembelajaran yang digunakan.[4]
Joyce dan Weil (1980), berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan yang artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.[5]
Sebagai calon guru, jauh hari saya telah mengamati proses belajar mengajar diberbagai sekolah, ada begitu banyak model pembelajaran yag sudah diterapkan oleh para guru untuk menarik simpati dari pada peserta didik. Namun, dari berbagai model pembelajaran, guru tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dari model pembelajaran yang telah diterapkan tersebut. Kita tidak tau, apakah model pembelajaran sulit untuk dipahami para guru atau dalam pelaksnaan model pembelajaran tersebut tidaklah cocok diterapkan pada siswa zaman sekarang?
Pertanyaan tersebut layak dilontarkan melihat situasi kulaitas siswa yang semakin hari semakin menurun. Siswa masa kini cenderung malas belajar, siswa lebih menginginkan banyak bermain: game, bola, jalan-jalan dan lain sebagainya. Maka dari itu saya sebagai calon guru (Jurusan Pendidikan Sejarah) memiliki ide atau gagasan untuk mengembangkan Model Pembelajaran Belajara Sambil Bermain (BSB). Mungkin kata-kata ini sudah sering terdengar dibenak kita khususnya ditingkat Sekolah Dasar (SD). Namun yang menjadi pertanyaan, sejauhmana guru memanfaatkan permainan untuk meningkatkan kualitas siswa? untuk meningkatkan minat belajar siswa?
Gagasan Ide
1.        Pengertian Pembelajaran BSB
Pembelajaran BSB merupakan salah satu model pembelajaran yang menjadikan siswa berperan lebih aktif menggali bakat dan kemampuannya dibidang tertentu. Karena model pembelajaran akan memberikan konsep belajar yang sifatnya bermain. Misalnya bermain peran (drama, menulis, menggambar dan lain sebagainya).
Pengembangan model pembelajaran  Belajar Sambil Bermain (BSB) adalah mencoba memberikan kesempatan, peluang pengembangan, dan mengetahui kemampuan siswa dalam proses belajar. Meliahat keadaan siswa yang multikarakteristik, Model ini juga mengarahkan para guru untuk melihat karakteristik para siswa dari kacamata psikologi pendidikan, serta merta menentukan tujuan-tujuan belajar tepat bagi setiap siswa.
Sebenarnya konsep BSB sudah teramat sering digunakan oleh para guru dikalangan siswa tekhusus dtingkat Sekolah Dasar. Namun penulis melihat hal tersebut tidak dilaksanakan secara maksimal oleh guru. Nah, saat ini penulis berusaha mengembangkan desain pembelajaran Model BSB. Agar guru
Perencanaan desain model pemebelajaran BSB ini dapat digunakan untuk tingkat sekolah dasar hingga sekolah lanjutan. Namun untuk perguruan tinggi saya pikir model pembelajaran BSB tidaklah cocok. Karena tujuan Model Pembelajaran BSB ialah untuk mengetahui siapa pesertadidik bukan lagi siapa mahasiswa karna mahasiswa sudah pasti tau siapa dirinya. Adapun model pembelajaran BSB ini dirancang untuk menjawab berbagai pertanyaan para guru yang kurang menguasai model pembelajaran.yakni tentang apa yang harus dipelajari siswa, upaya mencapai tujuan belajar yang maksimal, memahami karakter siswa dan terakhir apakah melalui model pembelajaran BSB hasil belajar siswa tercapai.
2.        Landasan
Secara filosofi, saya dapat menjelaskan landasan berpikirnya, kenapa saya mengembangkan ide ini atau model pembelajaran ini. Dalam hal ini model pembelajaran BSB dipengaruhi oleh aliran filsafat, yakni filsafat progresif, artinya siswa benar-benar dipersiapkan untuk menhadapi kehidupan masa depan.[6] Guru atau pendidik harus berpera sebagai pembimbing dan fasilitator agar peserta didik terdorong dan terbantu untuk mempelajari dan memiliki pengalaman tentang hal-hal yang penting bagi kehidupan mereka, bukan memberikan sejumlah kebenaran yang disebut abadi. Yang penting adalah bahwa guru atau pendidik harus memfasilitasi peserta didik agar memiliki kesempatan yang luas untuk bekerja sama atau kooperatif di dalam kelompok, memecahkan masalah yang dipandang penting oleh kelompok bukan oleh guru dalam kelompoknya.
3.        Langkah-langkah model Pembelajaran Bermain Sambil Belajar
Model pembelajaran BSB akan lebih mengutamakan yang namanya praktik. Oleh karena itu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh guru ialah indoor dan out door. Misalnya dalam sebuah mata pelajaran diberi waktu dua les, maka satu les teori dan satu les prakik. Guru diharapkan lebih mengedepankan praktik. Secara tidak langsung guru juga harus merancang permainan yang dapat memicu semangat belajar dan juang para siswa dan tentunya berkesinambungan dengan materi ajar. Adapaun langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengembangkan model pembelajaran BSB ini ialah sebagai berikut:
a.       Pembelajaran dilakukan dengan cara langsung melihat objek sesuai degan materi ajar dan tujuan pembelajaran. seorang siswadiharapkan langsung bersentuhan dengan objek pelajaran.
b.      Pelajaran yang diberikan kepada siswa dapat diperlihatkan dalam bentuk disiplin dalam segala hal, baik itu tingkah laku.
c.       Membuat dan merancang prosesdur game atau permainan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Sehingga pelajaran berjalan sesuai dengan prosedurnya.
d.      Pembelajaran tentunya akan sangat diharapkan bisa mengubah perilaku siswa secara tetap, guru semakin mengetahui bakat dan talenta anak didiknya.


Kesimpulan
Model Pembelajaran BSB merupakan model yang akan mempermudah guru sebagai pendidik untuk mengetahui seluk beluk kemampuan siswanya. Hal ini berkaitan dengan muncul kecerdasan secara tidak langsung dari dalam diri peserta didik didalam proses pembalajaran yang sedang berlangsung.
Penerapan model pembelajaran ini juga menuntut kesiapan guru untuk lebih berpikir kreatif dalam memikirkan dan mengembangkan model pembelajaran ini. Guru dituntut memahami secara utuh kelemahan dan kelebihan siswanya dan bukan hanya itu, guru juga dapat melihat kekurangan metode dalam pelaksanaan model yang diterapkan, maka dalam hal ini guru dapat belajar dengan baik. Guru harus kreatif dalam merangsang kemampuan berpikir siswa.
Siswa juga harus siap terlibat secara aktif dalam pembelajaran. siswa menyiapkan diri untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir dalam setiap tahapan proses pembelajaran. Nah, bagi guru pemahaman tentang berbagai masalah pendekatan yang berpusat pada siswa, salah satunya pembelajaran BSB, perlu ditingkatkan karena ini menyangkut dan melibatkan secara langsung siswa untuk memerankan apa saja yang siswa suka dalam materi yang diajarkan. 


Daftar Pustaka
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, edisi kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Purba, Edward dan Yusnadi. 2016. Filsafat Pendidikan. Medan: UnimedPress
Daryanto dan Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Penerbit: Gava Media




[1] Tulisan ini disampaikan penulis untuk memenuhi tugas rekayasa ide dari mata kuliah Psikologi pendidikan, jurusan Pendidikan Sejarah Univ.Negeri Medan
[2] Penulis merupakan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Univ.Negeri Medan Reguler A 2014
[3] Lihat Daryanto dan Muldo Rahardjo, Model Pembelajaran Inovatif, 2012, Hlm.1.
[4] Lihat Rusman, Model-model Pembelajaran (mengembangkan profesionalisme guru), edisi kedua, 2012, Hlm. 131.
[5] Lihat Rusman, Ibid., Hlm. 133.
[6] Lihat Edwar dan Yusnadi, Filasafat Pendidikan, 2016, Hlm. 31.