Minggu, 21 Mei 2017

Model Pembelajaran Bermain Sambil Belajar



Model Pembelajaran Bermain Sambil Belajar (BSB)[1]
Oleh:
Agum Patria Silaban[2]
Pendahuluan
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang akan dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses berlajar mengajar. Untuk memenuhi hal tersebut guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar.[3]
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yakni guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, agama, seni, sikap dan keterampilan. Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam kaitannya dengan bahan pengajaran adalah model pembelajaran. penelitian tentang model pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa ahli di Amerika sejak tahun 1950-an. Penelitian tentang kegiatan pembelajaran adalah berusaha menemukan model pembelajaran. mode-model pembelajaran yang ditemukan dapat diubah, diuji kembali dan dikembangkan, selanjutnya dapat diterapakan dalam kegiatan pembelajaran berdasarkan pola pembelajaran yang digunakan.[4]
Joyce dan Weil (1980), berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan yang artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan.[5]
Sebagai calon guru, jauh hari saya telah mengamati proses belajar mengajar diberbagai sekolah, ada begitu banyak model pembelajaran yag sudah diterapkan oleh para guru untuk menarik simpati dari pada peserta didik. Namun, dari berbagai model pembelajaran, guru tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dari model pembelajaran yang telah diterapkan tersebut. Kita tidak tau, apakah model pembelajaran sulit untuk dipahami para guru atau dalam pelaksnaan model pembelajaran tersebut tidaklah cocok diterapkan pada siswa zaman sekarang?
Pertanyaan tersebut layak dilontarkan melihat situasi kulaitas siswa yang semakin hari semakin menurun. Siswa masa kini cenderung malas belajar, siswa lebih menginginkan banyak bermain: game, bola, jalan-jalan dan lain sebagainya. Maka dari itu saya sebagai calon guru (Jurusan Pendidikan Sejarah) memiliki ide atau gagasan untuk mengembangkan Model Pembelajaran Belajara Sambil Bermain (BSB). Mungkin kata-kata ini sudah sering terdengar dibenak kita khususnya ditingkat Sekolah Dasar (SD). Namun yang menjadi pertanyaan, sejauhmana guru memanfaatkan permainan untuk meningkatkan kualitas siswa? untuk meningkatkan minat belajar siswa?
Gagasan Ide
1.        Pengertian Pembelajaran BSB
Pembelajaran BSB merupakan salah satu model pembelajaran yang menjadikan siswa berperan lebih aktif menggali bakat dan kemampuannya dibidang tertentu. Karena model pembelajaran akan memberikan konsep belajar yang sifatnya bermain. Misalnya bermain peran (drama, menulis, menggambar dan lain sebagainya).
Pengembangan model pembelajaran  Belajar Sambil Bermain (BSB) adalah mencoba memberikan kesempatan, peluang pengembangan, dan mengetahui kemampuan siswa dalam proses belajar. Meliahat keadaan siswa yang multikarakteristik, Model ini juga mengarahkan para guru untuk melihat karakteristik para siswa dari kacamata psikologi pendidikan, serta merta menentukan tujuan-tujuan belajar tepat bagi setiap siswa.
Sebenarnya konsep BSB sudah teramat sering digunakan oleh para guru dikalangan siswa tekhusus dtingkat Sekolah Dasar. Namun penulis melihat hal tersebut tidak dilaksanakan secara maksimal oleh guru. Nah, saat ini penulis berusaha mengembangkan desain pembelajaran Model BSB. Agar guru
Perencanaan desain model pemebelajaran BSB ini dapat digunakan untuk tingkat sekolah dasar hingga sekolah lanjutan. Namun untuk perguruan tinggi saya pikir model pembelajaran BSB tidaklah cocok. Karena tujuan Model Pembelajaran BSB ialah untuk mengetahui siapa pesertadidik bukan lagi siapa mahasiswa karna mahasiswa sudah pasti tau siapa dirinya. Adapun model pembelajaran BSB ini dirancang untuk menjawab berbagai pertanyaan para guru yang kurang menguasai model pembelajaran.yakni tentang apa yang harus dipelajari siswa, upaya mencapai tujuan belajar yang maksimal, memahami karakter siswa dan terakhir apakah melalui model pembelajaran BSB hasil belajar siswa tercapai.
2.        Landasan
Secara filosofi, saya dapat menjelaskan landasan berpikirnya, kenapa saya mengembangkan ide ini atau model pembelajaran ini. Dalam hal ini model pembelajaran BSB dipengaruhi oleh aliran filsafat, yakni filsafat progresif, artinya siswa benar-benar dipersiapkan untuk menhadapi kehidupan masa depan.[6] Guru atau pendidik harus berpera sebagai pembimbing dan fasilitator agar peserta didik terdorong dan terbantu untuk mempelajari dan memiliki pengalaman tentang hal-hal yang penting bagi kehidupan mereka, bukan memberikan sejumlah kebenaran yang disebut abadi. Yang penting adalah bahwa guru atau pendidik harus memfasilitasi peserta didik agar memiliki kesempatan yang luas untuk bekerja sama atau kooperatif di dalam kelompok, memecahkan masalah yang dipandang penting oleh kelompok bukan oleh guru dalam kelompoknya.
3.        Langkah-langkah model Pembelajaran Bermain Sambil Belajar
Model pembelajaran BSB akan lebih mengutamakan yang namanya praktik. Oleh karena itu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh guru ialah indoor dan out door. Misalnya dalam sebuah mata pelajaran diberi waktu dua les, maka satu les teori dan satu les prakik. Guru diharapkan lebih mengedepankan praktik. Secara tidak langsung guru juga harus merancang permainan yang dapat memicu semangat belajar dan juang para siswa dan tentunya berkesinambungan dengan materi ajar. Adapaun langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengembangkan model pembelajaran BSB ini ialah sebagai berikut:
a.       Pembelajaran dilakukan dengan cara langsung melihat objek sesuai degan materi ajar dan tujuan pembelajaran. seorang siswadiharapkan langsung bersentuhan dengan objek pelajaran.
b.      Pelajaran yang diberikan kepada siswa dapat diperlihatkan dalam bentuk disiplin dalam segala hal, baik itu tingkah laku.
c.       Membuat dan merancang prosesdur game atau permainan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Sehingga pelajaran berjalan sesuai dengan prosedurnya.
d.      Pembelajaran tentunya akan sangat diharapkan bisa mengubah perilaku siswa secara tetap, guru semakin mengetahui bakat dan talenta anak didiknya.


Kesimpulan
Model Pembelajaran BSB merupakan model yang akan mempermudah guru sebagai pendidik untuk mengetahui seluk beluk kemampuan siswanya. Hal ini berkaitan dengan muncul kecerdasan secara tidak langsung dari dalam diri peserta didik didalam proses pembalajaran yang sedang berlangsung.
Penerapan model pembelajaran ini juga menuntut kesiapan guru untuk lebih berpikir kreatif dalam memikirkan dan mengembangkan model pembelajaran ini. Guru dituntut memahami secara utuh kelemahan dan kelebihan siswanya dan bukan hanya itu, guru juga dapat melihat kekurangan metode dalam pelaksanaan model yang diterapkan, maka dalam hal ini guru dapat belajar dengan baik. Guru harus kreatif dalam merangsang kemampuan berpikir siswa.
Siswa juga harus siap terlibat secara aktif dalam pembelajaran. siswa menyiapkan diri untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir dalam setiap tahapan proses pembelajaran. Nah, bagi guru pemahaman tentang berbagai masalah pendekatan yang berpusat pada siswa, salah satunya pembelajaran BSB, perlu ditingkatkan karena ini menyangkut dan melibatkan secara langsung siswa untuk memerankan apa saja yang siswa suka dalam materi yang diajarkan. 


Daftar Pustaka
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, edisi kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Purba, Edward dan Yusnadi. 2016. Filsafat Pendidikan. Medan: UnimedPress
Daryanto dan Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Penerbit: Gava Media




[1] Tulisan ini disampaikan penulis untuk memenuhi tugas rekayasa ide dari mata kuliah Psikologi pendidikan, jurusan Pendidikan Sejarah Univ.Negeri Medan
[2] Penulis merupakan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Univ.Negeri Medan Reguler A 2014
[3] Lihat Daryanto dan Muldo Rahardjo, Model Pembelajaran Inovatif, 2012, Hlm.1.
[4] Lihat Rusman, Model-model Pembelajaran (mengembangkan profesionalisme guru), edisi kedua, 2012, Hlm. 131.
[5] Lihat Rusman, Ibid., Hlm. 133.
[6] Lihat Edwar dan Yusnadi, Filasafat Pendidikan, 2016, Hlm. 31.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar