Model Pembelajaran Bermain Sambil Belajar (BSB)[1]
Oleh:
Agum Patria Silaban[2]
Pendahuluan
Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
pengajaran yang akan dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan
membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi
siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan dalam
pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar,
maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
Guru berperan sebagai pengelola proses berlajar mengajar. Untuk memenuhi hal
tersebut guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan
rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena memang siswalah subjek
utama dalam belajar.[3]
Kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku yakni guru dan siswa. Perilaku
guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Bahan pembelajaran
dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, agama, seni, sikap dan
keterampilan. Hasil penelitian para ahli tentang kegiatan guru dan siswa dalam
kaitannya dengan bahan pengajaran adalah model pembelajaran. penelitian tentang
model pembelajaran telah dilakukan oleh beberapa ahli di Amerika sejak tahun
1950-an. Penelitian tentang kegiatan pembelajaran adalah berusaha menemukan
model pembelajaran. mode-model pembelajaran yang ditemukan dapat diubah, diuji
kembali dan dikembangkan, selanjutnya dapat diterapakan dalam kegiatan
pembelajaran berdasarkan pola pembelajaran yang digunakan.[4]
Joyce
dan Weil (1980), berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain. model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan yang
artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien
untuk mencapai tujuan pendidikan.[5]
Sebagai
calon guru, jauh hari saya telah mengamati proses belajar mengajar diberbagai
sekolah, ada begitu banyak model pembelajaran yag sudah diterapkan oleh para
guru untuk menarik simpati dari pada peserta didik. Namun, dari berbagai model
pembelajaran, guru tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dari model
pembelajaran yang telah diterapkan tersebut. Kita tidak tau, apakah model
pembelajaran sulit untuk dipahami para guru atau dalam pelaksnaan model
pembelajaran tersebut tidaklah cocok diterapkan pada siswa zaman sekarang?
Pertanyaan
tersebut layak dilontarkan melihat situasi kulaitas siswa yang semakin hari
semakin menurun. Siswa masa kini cenderung malas belajar, siswa lebih
menginginkan banyak bermain: game, bola, jalan-jalan dan lain sebagainya. Maka
dari itu saya sebagai calon guru (Jurusan Pendidikan Sejarah) memiliki ide atau
gagasan untuk mengembangkan Model Pembelajaran Belajara Sambil Bermain (BSB). Mungkin
kata-kata ini sudah sering terdengar dibenak kita khususnya ditingkat Sekolah
Dasar (SD). Namun yang menjadi pertanyaan, sejauhmana guru memanfaatkan
permainan untuk meningkatkan kualitas siswa? untuk meningkatkan minat belajar
siswa?
Gagasan Ide
1.
Pengertian Pembelajaran BSB
Pembelajaran
BSB merupakan salah satu model pembelajaran yang menjadikan siswa berperan
lebih aktif menggali bakat dan kemampuannya dibidang tertentu. Karena model
pembelajaran akan memberikan konsep belajar yang sifatnya bermain. Misalnya
bermain peran (drama, menulis, menggambar dan lain sebagainya).
Pengembangan
model pembelajaran Belajar Sambil
Bermain (BSB) adalah mencoba memberikan kesempatan, peluang pengembangan, dan
mengetahui kemampuan siswa dalam proses belajar. Meliahat keadaan siswa yang
multikarakteristik, Model ini juga mengarahkan para guru untuk melihat
karakteristik para siswa dari kacamata psikologi pendidikan, serta merta
menentukan tujuan-tujuan belajar tepat bagi setiap siswa.
Sebenarnya
konsep BSB sudah teramat sering digunakan oleh para guru dikalangan siswa
tekhusus dtingkat Sekolah Dasar. Namun penulis melihat hal tersebut tidak
dilaksanakan secara maksimal oleh guru. Nah, saat ini penulis berusaha
mengembangkan desain pembelajaran Model BSB. Agar guru
Perencanaan
desain model pemebelajaran BSB ini dapat digunakan untuk tingkat sekolah dasar
hingga sekolah lanjutan. Namun untuk perguruan tinggi saya pikir model
pembelajaran BSB tidaklah cocok. Karena tujuan Model Pembelajaran BSB ialah
untuk mengetahui siapa pesertadidik bukan lagi siapa mahasiswa karna mahasiswa
sudah pasti tau siapa dirinya. Adapun model pembelajaran BSB ini dirancang
untuk menjawab berbagai pertanyaan para guru yang kurang menguasai model
pembelajaran.yakni tentang apa yang harus dipelajari siswa, upaya mencapai
tujuan belajar yang maksimal, memahami karakter siswa dan terakhir apakah
melalui model pembelajaran BSB hasil belajar siswa tercapai.
2.
Landasan
Secara
filosofi, saya dapat menjelaskan landasan berpikirnya, kenapa saya
mengembangkan ide ini atau model pembelajaran ini. Dalam hal ini model
pembelajaran BSB dipengaruhi oleh aliran filsafat, yakni filsafat progresif,
artinya siswa benar-benar dipersiapkan untuk menhadapi kehidupan masa depan.[6]
Guru atau pendidik harus berpera sebagai pembimbing dan fasilitator agar
peserta didik terdorong dan terbantu untuk mempelajari dan memiliki pengalaman
tentang hal-hal yang penting bagi kehidupan mereka, bukan memberikan sejumlah
kebenaran yang disebut abadi. Yang penting adalah bahwa guru atau pendidik
harus memfasilitasi peserta didik agar memiliki kesempatan yang luas untuk
bekerja sama atau kooperatif di dalam kelompok, memecahkan masalah yang
dipandang penting oleh kelompok bukan oleh guru dalam kelompoknya.
3.
Langkah-langkah model Pembelajaran
Bermain Sambil Belajar
Model
pembelajaran BSB akan lebih mengutamakan yang namanya praktik. Oleh karena itu
sistem pembelajaran yang diterapkan oleh guru ialah indoor dan out door.
Misalnya dalam sebuah mata pelajaran diberi waktu dua les, maka satu les teori
dan satu les prakik. Guru diharapkan lebih mengedepankan praktik. Secara tidak
langsung guru juga harus merancang permainan yang dapat memicu semangat belajar
dan juang para siswa dan tentunya berkesinambungan dengan materi ajar. Adapaun
langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengembangkan model pembelajaran BSB
ini ialah sebagai berikut:
a. Pembelajaran
dilakukan dengan cara langsung melihat objek sesuai degan materi ajar dan
tujuan pembelajaran. seorang siswadiharapkan langsung bersentuhan dengan objek
pelajaran.
b. Pelajaran
yang diberikan kepada siswa dapat diperlihatkan dalam bentuk disiplin dalam
segala hal, baik itu tingkah laku.
c. Membuat
dan merancang prosesdur game atau permainan pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Sehingga pelajaran berjalan sesuai dengan prosedurnya.
d. Pembelajaran
tentunya akan sangat diharapkan bisa mengubah perilaku siswa secara tetap, guru
semakin mengetahui bakat dan talenta anak didiknya.
Kesimpulan
Model
Pembelajaran BSB merupakan model yang akan mempermudah guru sebagai pendidik
untuk mengetahui seluk beluk kemampuan siswanya. Hal ini berkaitan dengan
muncul kecerdasan secara tidak langsung dari dalam diri peserta didik didalam
proses pembalajaran yang sedang berlangsung.
Penerapan
model pembelajaran ini juga menuntut kesiapan guru untuk lebih berpikir kreatif
dalam memikirkan dan mengembangkan model pembelajaran ini. Guru dituntut
memahami secara utuh kelemahan dan kelebihan siswanya dan bukan hanya itu, guru
juga dapat melihat kekurangan metode dalam pelaksanaan model yang diterapkan,
maka dalam hal ini guru dapat belajar dengan baik. Guru harus kreatif dalam
merangsang kemampuan berpikir siswa.
Siswa
juga harus siap terlibat secara aktif dalam pembelajaran. siswa menyiapkan diri
untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir dalam setiap tahapan proses
pembelajaran. Nah, bagi guru pemahaman tentang berbagai masalah pendekatan yang
berpusat pada siswa, salah satunya pembelajaran BSB, perlu ditingkatkan karena
ini menyangkut dan melibatkan secara langsung siswa untuk memerankan apa saja
yang siswa suka dalam materi yang diajarkan.
Daftar Pustaka
Rusman.
2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, edisi
kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Purba,
Edward dan Yusnadi. 2016. Filsafat Pendidikan. Medan: UnimedPress
Daryanto
dan Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Penerbit: Gava Media
[1] Tulisan
ini disampaikan penulis untuk memenuhi tugas rekayasa ide dari mata kuliah
Psikologi pendidikan, jurusan Pendidikan Sejarah Univ.Negeri Medan
[2] Penulis
merupakan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Univ.Negeri Medan Reguler A 2014
[3] Lihat
Daryanto dan Muldo Rahardjo, Model Pembelajaran Inovatif, 2012, Hlm.1.
[4] Lihat
Rusman, Model-model Pembelajaran (mengembangkan profesionalisme guru), edisi
kedua, 2012, Hlm. 131.
[5] Lihat
Rusman, Ibid., Hlm. 133.
[6] Lihat
Edwar dan Yusnadi, Filasafat Pendidikan, 2016, Hlm. 31.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar