INDUSTRI PADA AWAL KE-20
Oeh
: Agum Patria Silaban
Perkembangan
Industri yang menggunakan Ketel Uap
Industri
abad ke-20 ini membahas tentang perkembangan industri di setiap kota dan bahkan
juga negar-negara eropa yang menggunakan ketel uap (1881-1919). Disini dibahas juga tentang pembagian
industri seperti:
1.
Industri makanan dan minuman,
2.
Gula,
3.
Barang logam, Mesin dan Perlatan,
4.
Industri kimia dari bahan minyak,
5.
Kayu dan barang dari kayu,
6.
Tekstil dan kulit,
7.
Barang dan bahan galian bukan logam,
8.
Kertas dan percetakan, dan lain-lain
Dalam
buku industrialisasi di indonesia ini dibahas tentang proses pertumbuhan atau
jumlah-jumlah pabrik yang berkembang sangat pesat, terbukti pada tahun pada
1881 terdaftar 350 perusahaan industri yang menggunakan ketel uap. Tiga puluh
tahun kemudian (1910) jumlah perusahaan sudah meningkat dua kali lipat menjadi
729, selanjutnya pada tahun 1919 mencapai 1.012 perusahaan. Dapat kita lihat
tabel pada buku (siahaan 2000:26) secara rinci jumlah perusahaan industri yang
menggunakan ketel uap tahun 1881-1919.
Salah
satu hasil pabrik yang sangat menjolok adalah gula. Dalam buku tersebut dibahas
bagaimana proses berkembangnya produksi gula. Pada tahun 1919 proses ekspor
gula yang mencapai 726,2 juta golden, meningkat 10 kali lipat dari tahun 1900
yag hanya menghasilkan 73,7 juta golden. Setelah itu pada tahun 1914-1919 telah
berdiri beberapa industri kimia seperti oksigen, cat, sabun, lilin dan lain
sebagainya.
Sensus
Peduduk Tahun 1905
Sensus
penduduk yang di maksud disini ialah pendataan para pekerja yang bekerja di
setiap perusahaan-perusahaan industri. Tetapi disini terdapat pembagian
golongan berdasarkan kewarganegaraan. Seperti Indonesia, Eropa dan Asia lainnya.
Definisi
tenaga kerja yang di maksud disini adalah bahwa semua tenaga kerja di eropa
baik pemilik ataupun para pekerja dan pegawai atau karyawan tetap di hitung
sebagai tenaga kerja. Sedangkan untuk Asia Sepert cina, indonesia dan arab yang
termasuk tenaga kerja hanyalah kepala keuarga sementara anggota keluarga
hanyalah tanggungan keluarga. Sensus penduduk pada masa itu berbeda arti pada
sensus penduduk pada masa sekarang.
Pada
pandataan ini sendiri akan terdapat negara negara mana yang paling berperan penting
dalamp erusahaan industri tersebut. Sebanyak 538.683 karyawan pribumi merupakan
karyawan terbanyak yang mencapai 97,40%, cina 2,10% dan arab 0,5%. Tetapi
banyaknya penduduk pribumi yang bekerja sebagai karyawan tidak akan menjadi
penentu bahwa penduduk pribumilah yang paling berperan penting dalam perusahaan
industri ini. Meskipun tenaga kerja cina
sedikit tetapi mereka mempunyai peranan yang sangat penting, selain bekerja
sebagai karyawan mereka juga melakukan kerja sampingan sebagai perantara. Jika
mereka sudah mempunyai modal mereka akan beralih menjadi perantara atau menjadi
pedagang yang menjual hasil produksi industri.
Pengumpulan
Data IndustriTahun 1915
Maksudnya
adalah pada tahun ini dilakukan survei pertama, dimana sebenarnya telah di lakukan
survei perusahaan industri tetapi itu hanyalah pelengkap dari program lain.
Tujuan utama survei ini adalah mengumpulkan keterangan industri mengenai
keadaan industri pegolahan.nkita tidak mengetahui apakah ada keterkaitan antara
kedua kegiatan ini. Kegiatan industri tidaka mencakup seluruh usaha industi
tetapi dibatasi pada perusahaan yang mempekerjakan karyawaaan yang
mempekerjakankaryawan di atas lima orang. Survei ini juga tidak mendata
industri yang mengolah hasil perkebunan.
Oleh
karena itu survei tersebut tidak mencakup industri secara keseluruhan, maka
dalam buku ini tidak akan dibahas. Itulah yang merupakan salah satu kelemahan
dari buku ini.
Pengumpulan
Data Industri tahun 1919
Saya
rasa dalam pembahasan ini cakupannnya akan lebih luas dari pada tahun 1915.
Survei ini dilaksanakan oleh jawatan kerajinan, kementerian pertanian, dan
perdagangan.
Dimana
pelaksanaan survei dilaksanakan dengan cara di bagi atas dua kegiatan. Pertama, hanya mencakup perusahaan milik
pribumi. Kedua, meliputi industri
milik pemerintah adn perusahaan asing (Belanda, Cina dan Arab). Hasil pendataan
tersebut kemudian di satukan menjadi satu laporan. Dalam buku (siahaan 2000:32)
disajikan data mengenai jumlah perusahaan dan tenaga kerja industri pengolahaan
milik pengusaha pribumi dan asing berdasarkan milik pengusaha pribumi dan asing
berdasarkan hasil survei tahun 1919.
Kemampuan
Industri dalam Negeri
Perkembangan industri pada abad ke-20, sangatlah di
pengaruhi oleh perang dunia I, pecahna PD I otomatis hubungan dagang impor
terputus. Maka untuk menutupi kekurangan barang dalam negeri mereka melakukan
swasembada dengan jalan membangun industri dalam negeri sebagai penggantinya.
Salah satu industri yang memanfaat kan keadaan ini ialah industri pemesinan,
untuk membuktika dirinya sanggup menghasilkan barang yang setara dengan
produksi luar negeri. Industriindustri pemesinan melakukan kebijakan, dimana
delapan perusahaan industri pemesinan bergabung membentuk sebuah konsorsium.
Maka setelah itu, produksi dalam negeri meningkat, kemampuan konsorsium sangat
menonjol dalam bidang rancang bangun pabrik gula.konsorsium kemudian menjelma
sebagai perusahaan pemesinan modern yang merupakan modal yang tak terilai
harganya.
Tetapi walaupun begitu industri lain dalam negeri sangat
terpukul oleh keadaan ini, seperti industri batik yang berpatokan pada bahan
baku luar negeri sangat kewalahan dalam menjalankan industrinya. Pengalaman
pahit juga menimpa perusahaan topi. Sebelum perang sebagian besar produksi topi
di ekspor ke eropa tetapi akibat perang pengeksporan pun terhenti.
Industri
Milik Pribumi pada Tahun 1919
Yang
dimaksud disini adalah pembagian perusahaan milik pribumi berdasarkan jumlah
tenaga kerja yang di serap yang terdiri dari 4 kategori. Akan terhitung juga
jumlah perusahaan berasrkan pembagian kategori. Secara rinci dalam buku ini di
sajikan tabel perusahaan pribumi berdasarkan kategori penyerapan tenaga kerja
tahun 1919 beserta dengan keterangan tabel tersebut.
Bidang
Usaha Perusahaan Asing dan Pribumi
1.
Industri Makanan dan Minuman
Belanda memiliki 978 perusahaan (42,7%)
Cina sebanyak 962 perusahaan (42%)
Indonesia memiliki 350 perusahaan (15,3%)
Belanda memiliki 978 perusahaan (42,7%)
Cina sebanyak 962 perusahaan (42%)
Indonesia memiliki 350 perusahaan (15,3%)
2.
Industri Tekstil dan Kulit
perkembangan industri tekstil masih sangat terbatas, kegiatan utamanya hanya dalam usaha pembatikan. Rincian kepemilikan adalah sebagai berikut:
Belanda
batik : 19
tukang jahit : 38
sepatu : 13
penyamakan kulit : 6
kapuk : 31
tali : 18
perkembangan industri tekstil masih sangat terbatas, kegiatan utamanya hanya dalam usaha pembatikan. Rincian kepemilikan adalah sebagai berikut:
Belanda
batik : 19
tukang jahit : 38
sepatu : 13
penyamakan kulit : 6
kapuk : 31
tali : 18
Cina
batik : 435
tukang jahit : 115
sepatu : 168
penyamakan kulit : 7
kapuk : 29
tali : -
Indonesia
batik : 386
tukang jahit : 141
sepatu : 72
penyamakan kulit : 25
kapuk : 5
tali : 1
3.
Industri Kayu dan Barang dari kayu
Usaha terpenting dari sini ialah pembuatan perabot rumah dan penggergajian. Perusahaan Cina sangat dominan dalam usaha perkayuan. Jumlah perusahaan berdasarkan jenis usaha adalah sebagai berikut:
Belanda
perabot rumah tangga : 26
penggergajian : 36
anyaman : 8
Cina
perabot rumah tangga : 527
penggergajian : 99
anyaman : 1
Indonesia
perabot rumah tangga : 323
penggergajian : 45
anyaman : 40
Usaha terpenting dari sini ialah pembuatan perabot rumah dan penggergajian. Perusahaan Cina sangat dominan dalam usaha perkayuan. Jumlah perusahaan berdasarkan jenis usaha adalah sebagai berikut:
Belanda
perabot rumah tangga : 26
penggergajian : 36
anyaman : 8
Cina
perabot rumah tangga : 527
penggergajian : 99
anyaman : 1
Indonesia
perabot rumah tangga : 323
penggergajian : 45
anyaman : 40
4.
Industri Kertas dan Percetakan
sampai tahun 1920 seluruh kebutuhan kertas masih impor, karena belum terdapat industrinya di hindia belanda. Industri kertas pertama di bangun di padalarang pada tahun 1923.
sampai tahun 1920 seluruh kebutuhan kertas masih impor, karena belum terdapat industrinya di hindia belanda. Industri kertas pertama di bangun di padalarang pada tahun 1923.
5.
Industri Kimia dan Karet
perusahaan belanda mempunyai kedudukan yang sangat kuat dalam industri kimia, terutama untuk industri yang menggunakan teknologi tinggi.
Beberapa usaha yangdi tangani oleh perusahaan belanda:
1. Pengolahan Karet : 576 perusahaan
2. Pengolahan Kina : 112 perusahaan
3. Minyak Atsiri : 29 perusahaan
4. Pengolahan Coklat : 28 perusahaan
5. Industri Obat-Obatan : 19 perusahaan
6. Jodium : 17 perusahaan
Beberapa industri kimia yang di tangani oleh cina seperti:
1. Sabun : 65 perusahaan
2. Pengolahan Gambir : 64 perusahaan
3. Remiling Karet : 31 perusahaan
4. Minyak Atsiri : 28 perusahaan
5. Kembang Api : 23 perusahaan
Sementara perusahaan pribumi hanya berkecimpung dalam dua jenis usaha seperti:
1. Pengolahan gambir : 30 perusahaan
2. Minyak Atsiri : 12 perusahaan
perusahaan belanda mempunyai kedudukan yang sangat kuat dalam industri kimia, terutama untuk industri yang menggunakan teknologi tinggi.
Beberapa usaha yangdi tangani oleh perusahaan belanda:
1. Pengolahan Karet : 576 perusahaan
2. Pengolahan Kina : 112 perusahaan
3. Minyak Atsiri : 29 perusahaan
4. Pengolahan Coklat : 28 perusahaan
5. Industri Obat-Obatan : 19 perusahaan
6. Jodium : 17 perusahaan
Beberapa industri kimia yang di tangani oleh cina seperti:
1. Sabun : 65 perusahaan
2. Pengolahan Gambir : 64 perusahaan
3. Remiling Karet : 31 perusahaan
4. Minyak Atsiri : 28 perusahaan
5. Kembang Api : 23 perusahaan
Sementara perusahaan pribumi hanya berkecimpung dalam dua jenis usaha seperti:
1. Pengolahan gambir : 30 perusahaan
2. Minyak Atsiri : 12 perusahaan
6.
Industri Barang dari Bahan Galian Bukan
Logam
Jumlah perusahaan sangat menonjol di banding parusahaan asing. Bidang usaha yang di kerjakan oleh perusahaan-perusahan pribumi dan asing, sebagai beerikut:
Belanda
1. Genteng : 23
2. Bata : 31
3. Kapur : 29
4. Keramik dan Tembikar : 4
5. Barang dari Semen : 33
6. Penggosokan Marmer : 8
Cina
1. Genteng : 58
2. Bata : 108
3. Kapur : 74
4. Keramik dan Tembikar : 2
5. Barang dari Semen : 5
6. Penggosokan Marmer : 7
Indonesia
1. Genteng : 869
2. Bata : 449
3. Kapur : 274
4. Keramik dan Tembikar : 78
5. Barang dari Semen : 4
6. Penggosokan Marmer : -
Jumlah perusahaan sangat menonjol di banding parusahaan asing. Bidang usaha yang di kerjakan oleh perusahaan-perusahan pribumi dan asing, sebagai beerikut:
Belanda
1. Genteng : 23
2. Bata : 31
3. Kapur : 29
4. Keramik dan Tembikar : 4
5. Barang dari Semen : 33
6. Penggosokan Marmer : 8
Cina
1. Genteng : 58
2. Bata : 108
3. Kapur : 74
4. Keramik dan Tembikar : 2
5. Barang dari Semen : 5
6. Penggosokan Marmer : 7
Indonesia
1. Genteng : 869
2. Bata : 449
3. Kapur : 274
4. Keramik dan Tembikar : 78
5. Barang dari Semen : 4
6. Penggosokan Marmer : -
7.
Industri Barang dari Logam, Mesin dan
Peraatan
Beberapa bidan usaha yang menonjol:
Beberapa bidan usaha yang menonjol:
Jenis
Industri
|
Belanda
|
Cina
|
Indonesia
|
Pengecoran besi
|
37
|
132
|
684
|
Perusahaan pengelasan
|
6
|
37
|
58
|
Pembuatan kapal kayu
|
17
|
5
|
54
|
Pembuatan kereta
dorong/gerobak
|
19
|
45
|
33
|
Mesin dan konstruksi
besi
|
85
|
1
|
-
|
Galangan kapal
|
6
|
-
|
-
|
|
|
|
|