1.
Identitas
Buku
Judul
Buku : Kumpulan
Tulisan Wacana & Sejarah
Pengarang : Dr. Phil. Ichwan
Azhari, MS
Penerbit : -
Tahun terbit : -
Jumlah halaman : ii+258 halaman
2.
Pembuka
Resensi
Sejak
awal berdirinya negara indonesia,
penguasa memilih tentang wacana kebesaran kekuasaan Majapahit di Nusantara yang
ditulis teks-teks sastra klasik jawa. Kebenaran wacana itu tidak dipentingkan.
Wacana yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pembicaraan, pendapat, sikap,
reaksi, respon tentang suatu peristiwa, baik peristiwa histories peristiwa
imajiner maupun gabungan keduanya.
Sejarah wacana menelusuri dari waktu ke waktu ketidakstatisan dan
ketidaktunggal wacana tentang suatu peristiwa.
Historiografi
tradisional didominasi oleh apa yang dinamakan sastra sejarah yang
menggabungkan elemen sejarah dalam karya sastra atau karya sastra yang memiliki
elemen sejarah. Dikatakan didominasi bukan berarti semua historiografi
tradisional yang bercorak sastra sejarah karena dalam historiografi tradisional
terdapat juga karya sejarah yang bener-bener menggambarkan peristiwa masa
lampau dengan kronologis waktu yang tepat sebagaimana karya sejarah dalam
penegrtian barat, tanpa memasukkan unsur-unsur imajinasi sebagaimana terdapat
dalam karya-karya literer.
Adanya
penjungkirbalikan waktu yang selalu terdapat historiografi serta tradisional
serta menyatunya dongeng dengan mitos dalam peristiwa yang diceritakan, sering
membuat frustasi sejarawan yang menggunakan bahan-bahan sastra sejarah dalam
kajiannya. Hal ini yang menyebabkan
sejarawan tidak begitu tertarik dan menganggap omongkosong semua unsur sejarah
dalam karya sastra sejarah. Karya sastra sejarah seharusnya tidak lagi dilihat
sejarawan dalam perspektif mencari fakta sejarah. Karya sastra sejarahyang
memiliki elemen sejarh, tidak hanya terdapat di masa lalu tapi pada zaman
modern seperti ini juga berkembang.
3.
Jenis
buku
Pada
buku ini pengarang mengisahkan bagaimana sastra dalam sejarah mendominasi
sejarah penulisan sejarah (historiografi). Namun usaha untuk mensastranisasikan
sejarah rupanya tidak mendatangkan hasil yang memuaskan karena tetap saja
kronologis peristiwa dan logika sejarah yang diceritakan tidak sesuai dengan
tuntutan ilmu sejarah. Yang dalam artian hanya penulis sastra sejarah yang
mengetahu mutlak apa yang mereka tulis, sedangkan yang membaca hanya bisa
menafsirkan dan berandai-andai, yang kebenarannya belum dapat dipastikan benar.
4.
Keunggulan
Buku
Pengalaman-pengalaman
penulils sebagai seorang sejarawan , tidak perlu diragukan lagi. Bahwasanya
penulis dengan ketajaman analisis dan kejeliannya dapat membongkar dan
memnghubungkan anatara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya terdapat keterkaitan sehingga mampu menarik dan menumbuhkan rasa
ingin tahu pembaca baik mengenai sejarah
sekitarnya maupun diluar dari ruang lingkup hidupnya. Hal ini juga diperkuat
dengan kesederhanaan bahasa yang digunakan penulis dapat lebih mudah dipahami.
5.
Kelemahan
buku
Yang
menjadi kelemahan buku ini adalah buku yang ditulis ini lebih cenderung hanya
membongkar/dekonstruksi tanpa merekonstruksi kembali dengan memberi kesimpulan
dari hasil pembongkaran penulisan sejarah yang salah mungkin akan lebih
menguatkan buku ini. Dengan demikian Wacana dan fakta sejarah akan lebih dapat
dimengerti atau lebih mudah dipahami kalangan masyarakat yang mencintai
sejarah.
6.
Nilai
buku
Hal yang perlu
kita tauladani dalam penulisan buku ini adalah proses penulisan antara wacana
dan fakta sejarah lebih cenderung mengarah terhadapa kebenaran sejarah. Secara
tidak langsung kumpulan tulisan wacana dan sejarah ini membongkar
pembohongan-pembohongan yang selama ini telah terdoktrin dikalangan masyarakat
awam. Maka dari itu, hendaklah kita sebagai penerus bangsa bertindak melawan
pembodohan sejarah, jika ia katakan ia dan jika tidak katakan tidak. Supaya
penerus bangsa tidak kecewa dengan apa yang telah dilakukan pejuang terdahulu
mereka dan tidak beranggapan bahwa mereka dibesarkan atas dasar kebohongan
sejarah, melainkan dibesarkan oleh kebenaran sejarah. Karena kebenaran tetaplah
abadi.
KESIMPULAN
Historiografi tradisional yang cenderung
dan bahkan selalu menyatu dengan dongeng dan mitos. hal ini sering membuat frustasi sejarawan
yang menggunakan bahan-bahan sastra sejarah dalam kajiannya. Karya sastra
seharusnya tidak lagi dilihat sejarawan dalam perspektif mencari fakta sejarah,
sejarawan sebaiknya tidak lagi melakukan pemisahan serta penapisan terhadap
unsur sejarah dalam karya sastra sejarah. Hal ini dikarenakan para penulis
sastra sejarah bukan bukan sedang membuat karya sejarah tetapi membuat karya
sejarah.