Rabu, 18 Mei 2016

(RESENSI) SASTRA SEJARAH DALAM HISTORIOGRAFI INDONESIA





1.        Identitas Buku
Judul Buku                       : Kumpulan Tulisan Wacana & Sejarah
Pengarang                        : Dr. Phil. Ichwan Azhari, MS
Penerbit                : -
Tahun terbit          : -
Jumlah halaman    : ii+258 halaman

2.        Pembuka Resensi
Sejak awal berdirinya  negara indonesia, penguasa memilih tentang wacana kebesaran kekuasaan Majapahit di Nusantara yang ditulis teks-teks sastra klasik jawa. Kebenaran wacana itu tidak dipentingkan. Wacana yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pembicaraan, pendapat, sikap, reaksi, respon tentang suatu peristiwa, baik peristiwa histories peristiwa imajiner maupun gabungan keduanya.  Sejarah wacana menelusuri dari waktu ke waktu ketidakstatisan dan ketidaktunggal wacana tentang suatu peristiwa.
Historiografi tradisional didominasi oleh apa yang dinamakan sastra sejarah yang menggabungkan elemen sejarah dalam karya sastra atau karya sastra yang memiliki elemen sejarah. Dikatakan didominasi bukan berarti semua historiografi tradisional yang bercorak sastra sejarah karena dalam historiografi tradisional terdapat juga karya sejarah yang bener-bener menggambarkan peristiwa masa lampau dengan kronologis waktu yang tepat sebagaimana karya sejarah dalam penegrtian barat, tanpa memasukkan unsur-unsur imajinasi sebagaimana terdapat dalam karya-karya literer.
Adanya penjungkirbalikan waktu yang selalu terdapat historiografi serta tradisional serta menyatunya dongeng dengan mitos dalam peristiwa yang diceritakan, sering membuat frustasi sejarawan yang menggunakan bahan-bahan sastra sejarah dalam kajiannya.  Hal ini yang menyebabkan sejarawan tidak begitu tertarik dan menganggap omongkosong semua unsur sejarah dalam karya sastra sejarah. Karya sastra sejarah seharusnya tidak lagi dilihat sejarawan dalam perspektif mencari fakta sejarah. Karya sastra sejarahyang memiliki elemen sejarh, tidak hanya terdapat di masa lalu tapi pada zaman modern seperti ini juga berkembang.
3.        Jenis buku
Pada buku ini pengarang mengisahkan bagaimana sastra dalam sejarah mendominasi sejarah penulisan sejarah (historiografi). Namun usaha untuk mensastranisasikan sejarah rupanya tidak mendatangkan hasil yang memuaskan karena tetap saja kronologis peristiwa dan logika sejarah yang diceritakan tidak sesuai dengan tuntutan ilmu sejarah. Yang dalam artian hanya penulis sastra sejarah yang mengetahu mutlak apa yang mereka tulis, sedangkan yang membaca hanya bisa menafsirkan dan berandai-andai, yang kebenarannya belum dapat dipastikan benar.
4.        Keunggulan Buku
Pengalaman-pengalaman penulils sebagai seorang sejarawan , tidak perlu diragukan lagi. Bahwasanya penulis dengan ketajaman analisis dan kejeliannya dapat membongkar dan memnghubungkan anatara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya  terdapat keterkaitan  sehingga mampu menarik dan menumbuhkan rasa ingin tahu pembaca  baik mengenai sejarah sekitarnya maupun diluar dari ruang lingkup hidupnya. Hal ini juga diperkuat dengan kesederhanaan bahasa yang digunakan penulis dapat lebih mudah dipahami.
5.        Kelemahan buku
Yang menjadi kelemahan buku ini adalah buku yang ditulis ini lebih cenderung hanya membongkar/dekonstruksi tanpa merekonstruksi kembali dengan memberi kesimpulan dari hasil pembongkaran penulisan sejarah yang salah mungkin akan lebih menguatkan buku ini. Dengan demikian Wacana dan fakta sejarah akan lebih dapat dimengerti atau lebih mudah dipahami kalangan masyarakat yang mencintai sejarah.
6.        Nilai buku
Hal yang perlu kita tauladani dalam penulisan buku ini adalah proses penulisan antara wacana dan fakta sejarah lebih cenderung mengarah terhadapa kebenaran sejarah. Secara tidak langsung kumpulan tulisan wacana dan sejarah ini membongkar pembohongan-pembohongan yang selama ini telah terdoktrin dikalangan masyarakat awam. Maka dari itu, hendaklah kita sebagai penerus bangsa bertindak melawan pembodohan sejarah, jika ia katakan ia dan jika tidak katakan tidak. Supaya penerus bangsa tidak kecewa dengan apa yang telah dilakukan pejuang terdahulu mereka dan tidak beranggapan bahwa mereka dibesarkan atas dasar kebohongan sejarah, melainkan dibesarkan oleh kebenaran sejarah. Karena kebenaran tetaplah abadi.
KESIMPULAN
Historiografi tradisional yang cenderung dan bahkan selalu menyatu dengan dongeng dan mitos.  hal ini sering membuat frustasi sejarawan yang menggunakan bahan-bahan sastra sejarah dalam kajiannya. Karya sastra seharusnya tidak lagi dilihat sejarawan dalam perspektif mencari fakta sejarah, sejarawan sebaiknya tidak lagi melakukan pemisahan serta penapisan terhadap unsur sejarah dalam karya sastra sejarah. Hal ini dikarenakan para penulis sastra sejarah bukan bukan sedang membuat karya sejarah tetapi membuat karya sejarah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar