BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pengantar
Pengendalian
mutu pendidikan pada hakikatnya adalah pengendalian mutu sumber daya manusia
yang berada dalam sistem tersebut. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat
efektivitas pengendalian dibutuhkan informasi tentang keadaan peserta didik
apakah ada perubahan, apakah guru berfungsi, apakah sekolah mendukung
pelaksanaan program-program pendidikan sehingga hasilnya dapat dicapai secara
optimal. Salah satu informasi dalam pengendalian mutu tersebut dapat diperoleh
melalui evaluasi, penilaian, pengujian dan pengukuran pendidikan yang valid,
kredibel, komparabel dan dilakukan secara profesional serta independen.
Penilaian seperti diharapkan sebagai instrumen penjaminan mutu, pengendalian
dan perbaikan sistem mutu pendidikan, baik ditingkat kelas, sekolah, regional,
maupun ditingkat nasional, bahkan ditingkat internasional (Majid, 2014:1).
Usaha
peningkatan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas
pembelajaran dan kualitas sistem penilaian. Keduanya saling terkait, sistem
pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik.
Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong pengajar untuk menentukan
strategi mengajar yang baik dan memotivasi pelajar untuk yang lebih baik.
Dengan demikian, salah satu faktor yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan
adalah proses pembelajaran yang dilakukan, sedangkan salah satu faktor penting
untuk efektivitas pembelajaran adalah faktor evaluasi baik terhadap prosesi
maupun hasil pembelajaran. Evaluasi dapapt mendorong siswa untuk lebih giat
belajar secara terus menerus dan juga mendorong pengajaruntuk lebih
meningktatkan kualitas proses pembelajaran serta menolong pendidikan untuk
lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas manajemen pendidikan (Dr.S. Eko Putro
Widoyoko, M.Pd. evaluasi program pembelajaran).
Istilah
evaluasi bukan lagi merupakan suatu kata yang asing dalam kehidupan masa
sekarang, apalagi bagi orang yang terlibat dalam dunia pendidikan. Aktifitas
evaluasi ini sudah dilakasanakan manusia sejak zaman dahulu, sejak mulai
berpikir. Istilah evaluasi sekarang sudah mempunyai pedanan kata dalam bahasa
indonesia, yaitu penilaian. Kenyataannya sekarang ini banyak orang melakukan
kegiatan evaluasi, tetapi tidak mempunyai pemahaman yang utuh terhadap istilah
evaluasi tersebut. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah dalam proses
pendidikan pada umumnya, dan proses pembelajaran pada khususnya. Sebagai
komponen kurikulum, sebagai rencana, dan sebagai kegiatan, peran evaluasi
sangat menentukan. Evaluasi bukan saja memberikan informasi mengenai tingkat
pencapaian keberhasilan belajar siswa, tetapi juga dapat memberikan informasi
mengenai komponen kurikulum lainnya (Sudaryono, 2012:36).
Ciri-ciri
evaluasi adalah kegiatan yang mengarah ke berbagai halyang berkenaan dengan
proses penentuan nilai, faidah dan pengontrolan penyimpangan melalui
pendekataan logis yang berdasarkan pada berbagai fakta empiris dan meliputi cakupan yang komprehensif. Atas dasar uraian tersebut, maka pada
hakikatnya evaluasi itu terjadi pada setiap unsur kegiatan atau kehidupan, baik
kegiatan yang didasari maupun yang tidak disadari oleh pelakunya.
Dalam
bidang pendidikan, kegiatan evaluasi merupakan kegiatan utama yng tidak dapat
ditinggalkan. Begitu juga proses
evaluasi pada kegiatan belajar mengajar hampir terjadi disetiap saat, tetapi
tingkat formalitas berbeda beda. Evaluasi berhubungan erat dengan tujuan
intsruksional, analisiss kebutuhan dan proses belajar mengajar.
B.
Identifikasi
Masalah
1. Pengertian
evaluasi dalam pengajaran!
2. Fungsi
evaluasi dalam proses belajar mengajar!
3. Hubungan
antara pengajaran dan objek evaluasi!
4. Kedudukan
evaluasi dalam kurikulum!
C.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian evaluasi dalam pengajaran?
2. Apa
fungsi evaluasi dalam proses belajar mengajar?
3. Bagaimana
hubungan antara pengajaran dan objek evaluasi?
4. Bagaimana
kedudukan evaluasi dala kurikulum?
D.
Tujuan
Adapun
tujuan dalam penulisan makalah ini adalah Untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Hasil Belajar Sejarah. Selain itu juga untuk mengetahui dan memahami apa dan
bagaimana itu evaluasi, baik dari segi pengertian, fungsi dan lain sebagainya.
BAB
II
PENDAHULUAN
A. Penegrtian Evaluasi dalam
Pengajaran
Menurut
KBBI evaluasi secara teknisnya adalah penilaian, namun apakah penilaian itu
sama dengan evaluasi. Ini merupakan salah satu kebingungan dalam penulisan ini.
Namun walaupun begitu, menurut Mukthar (2003) dalam bukunya sudaryono (2012)
mengatakan bahwa, seorang guru yang terlibat dalam pembuatan keputusan, harus
berdasarkan pada pertimbangan yang matang. Artinya untuk melakukan pertimbangan
sebelum membuat keputusan itu diperlukan informasi yang tepat dan benar. Proses
penentuan informasi yang dperlukan, pengumpulan dan penggunaan informasi
tersebut untuk melakukan pertimbangan sebelum membuat keputusan, itulah yang
dinamakan penilaian atau evaluasi. Tepat atau tidaknya suatu keputusan
tergantung kepada kualitas proses penilaian yang dilakukan.
Sedangkan
suharsimi arikunto (2011) dalam bukunya, Dua langkah kegiatan yang dilalui
sebelum mengambil barang untuk kita, itulah yang disebut mengadakan evaluasi,
yakni mengukur dan menilai. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita
mengadakan pengukuran terlebih dahulu. Mengukur adalah membandingkan sesuatu
dengan asatu ukuran, pengukuran yang bersifat kuantitatif. Menilai adalah
mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian
bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi harus meliputi kedua langkah diatas
yakni mengukur dan menilai.
Dalam
kenyataannya, ada empat istilah yang berhubungan satu sama lain, tetapi pada
dasarnya memiliki makna yang berbeda, yaitu Tes, Pengukuran, Pengujian,
Penilaian dan Evaluasi. Istilah tes menurut mehrens dan lehman(2003) adalah
menyatakan ppemberian suatu daftar pertanyaan yang standar untuk dijawab.
Karakteristiknya tes merupakan suatu daftar pertanyaanm yang harus memenuhi
persyaratan tertentu. Kemudian, pengukuran merupakan suatu deskripsi kuantatif
tentang keadaan suatu hal sebagaimana adanya, perilaku yang tampak pada
seseorang atau prestasi yang diberikan oleh seorang siswa. Popham (1995)
mngatakan bahwa pengukuranpengukur dalam pendidikan hanyalah sekedar penentuan
derajat yang dimiliki seseorang menggenai suatu ciri tertentu. Pengujian
merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
Penilaian adalah istilah istilah umum yang mencakup semua metode yang digunakan
untuk menilai kemampuan peserta didik. Dengan kata lain penilaian berarti
mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk.
Penilaian adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur tingkat pencapaian
siswa dalam belajar yang diperoleh melalui penerapan program pengajaran
tertentu dalam tempo yang relatif singkat.
Sedangkan
evaluasi (evaluation) mencakup pengertian ketiga istilah tersebut diatas, yaitu
suatu rangkaian kegiatan untuk mengukur sistem efektifitas sistem pembelajaran
secara keseluruhan.
Secara
khusus ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar adalah
sebagai berikut:
a. Edwin
Wandt dan Gerald W. Brown (1997) mengemukakan: istilah evaluasi menunjukkan
pada suatu pengertian yaitu suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai
sesuatu.
b. Ten
Brink dan Terry D (1994) mengemukakan: evaluasi adalah proses mengumpulkan
informasi dan menggunakannya sebagai bahan untuk pertimbangan dalam membuat
keputusan.
c. Suharsimi
arikunto (2004) mengemukakan: evaluasi adalah kegiatan mencari yang berharga tentang
sesuatu, dalam kegiatan mencari sesutau tersebut, juga termasuk mencari
informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi,
prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
Dengan demikian, evaluasi berarti
menentukan menentukan sampai seberapa jauh sesuatu itu berharga, bermutu, atau
bernilai. Evaluasi terhadap proses pembelajaran mengandung yang dicapai oleh
siswa dan terhadap proses pembelajaran mengandung penilaian tehadap hasil
belajara atau proses belajar itu, sampai seberapa jauh keduanya dapat dinilai
baik.
B. Fungsi Evaluasi dalam proses
belajar mengajar
Dalam
penggunaannya, sering terjadi kerancauan antara istilah tujuan dan fungsi,
memang dalam kenyataanny, fungsi evaluasi berkaitan erat dengan tujuan
dilakukannya evaluasi. Namun hal ini bukan berarti bahwa antara keduanya tidak
dapat dibedakan. Perbedaan defenisi antara keduanya sebenarnya sudah cukup
memberikan alasan mengenai adanya perbedaan tersebut. Tujuan berhubungan dengan
sesuatu yang ingiin dicapai, sedangkang fundsi merupakan kedudukan dinamis yang
dimiliki oleh evaluasi dalam usaha mencapai tujuan. Dallam dunia pendidikan,
khususnya pembelajaran, evaluasi memiliki makna yang dapat ditinjau dari
berbagai segi, seperti makna bagi siswa, makna bagi guru dan mkna bagi sekolah
(Sudryono, 2012:49)
Menurut
suharsimi (2004) dan (2003) tindak lanjut dari kegiatan evaluasi sebagai suatu
aktivitas untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkta pencapaian
tujuan pembelajaran pada siswa merupakan fungsi evaluasi yang masing masing
dapat dilakukan melalui pengadaan tes sebagai berikut:
1. Evaluasi
berfungsi sebagai Penempatan
Evaluasi
jenis ini sebaiknya dilaksakan sebelum siswa mengikuti proses pembelajaran yang
permulaan, atau siswa tersebut baru akan mengikuti pendidikan disuatu tingkat
tertentu, yaitu pada awal tahun ajaran, untuk mengetahui keadaan siswa tersebut
dan mengukur kesiapannya serta tingkat pengetahuan yang telah dicapai
sehubungan dengan pelajaran yang akan diikutinya. Dengan tes ini siswa dapat ditempatkan
pada posisi yang tepat, berdasarkan bakta, minat, kesanggupan, dan kepada yang
lainnya, agar ia tidak mengalami hambatan dalam mengikuti setiap program atau
bahan yang disajikan.
2. Evaluasi
berfungsi Formatif
Evaluasi
ini dilakukan ditengah-tengah program pembelajaran, yang bermaksud untuk
memantau kemajuan belajar siswa guna memberikan umpan balik, baik kepada siswa
maupun kepada guru. Berdasarkan hasil tes ini, guru dan siswa dapat mengetahui apa
yang masih perlu dijelaskan kembali agar materi pelajaran dapat dikuasai dengan
baik. Siswa dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih belum
dikuasainya agar dapat mengupayakan perbaikannya, sementara guru dapat melihat
bagian bagian mana yang umumnya belum dikuasai siswa sehingga dapat
menguapayakan penjelasan yang lebih baik dan luas agar bahan tersebut
dapat dikuasai oleh siswa.
3. Evaluasi
berfungsi Diagnostik
Evaluasi
jenis ini berfungsi untuk mengetahui masalah-masalah apa yang dialami siswa
sehingga ia mendapat kesulitan dalam belajar. Apabila alat yang diguakan dalam
evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya guru akan
mengetahui kelemahan siswa dan faktor faktor penyebab terjadinya hal tersebut.
Dengan demikian, guru dapat membantu mengatasi kesulitan atau hambatan yang
dialami oleh siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran pada suatu bidang
studi atau keseluruhan program
pengajaran.
4. Evaluasi
berfungsi Sumatif
Evaluasi
ini biasanya diberikan pada akhir tujuan ajaran atau akhir suatu jenjang
pendidikan, yang dimaksud untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan. Hal ini tentunya tergantung pada berbagai faktor, faktor guru,
siswa, kurikulum, metode mengajar, saran dan lain sebgainya.
5. Evaluasi
berfungsi Selektif
Dengan
cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau
penempatan terhadap siswanya. Penelitian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan,
antara lain: untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu, untuk
memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya, untuk memilih
siswa yang seharusnya mendapat beasiswa dan untuk memilih siswa yang sudah
berhak meninggalkan sekolah dan lain sebagainya.
6. Evaluasi
berfungsi sebagai Pengukur Keberhasilan
Fungsi
ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa keberhasilan program ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu faktor guru, metode pembelajaran, kurikulum, sarana dan sistem
administrasi yang berlangsung dalam proses pembelajaran.
C. Hubungan antara Pengajaran/pembelajaran
dan Evaluasi
Menurut
pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajardapat didefenisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Perubahan yang terjadi pada seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya. Karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar (Daryanto, 2010:2)
Menurut
KKBI, pembelajaran merupakan proses, cara ataupun perbuatan menajdikan orang
atau maklhuk hidup belajar/mempelajari. Sedangakan pengajaran adalah untuk
mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku seorang siswa. Dengan
kata lain pengajaran dapat membuat orang lain menjadi orang lain, dalam hal apa
yang dia lakukan dan apa yang dapat dicapainya. Proses pembelajaran juga
merupakan suatu proses meningkatkan kemampuan siswa, baik aspek kognitif,
afektif maupun psikomotor.
Ada
tiga perilaku mengajar yang dapat dilakukan oleh seorang guru, yaitu
pembelajaran individual, pembelajaran kelas kelompok, dan pembelajaran
klasikal. Ketiga ini merupakan bentuk bentuk pengajaran yang dilakukan oleh
pengajar terhadap siswanya (Sudaryono, 2014:66)
Sebetulnya
secara garis besar teradapat dua kegiatan evaluasi, yaitu evaluasi terhadap
hasil belajar siswa dan juga proses pengajarannya. Inilah yang menjadi topik
pembahasan dalam sub bab ini, tentang bagaimana kaitan dan hubungan antar
pengajaran dan evaluasi. Pengajaran merupakan bagian dari program, maka dari
itu kita akan membahas terlebih dahulu apa itu evaluasi program, mengapa guru
perlu melakukan evaluasi program pengajaran, apa saja objek atau sasaran dala
evaluasi program dan bagaimana cara melakukan evaluasi program.
1. Apa
itu evaluasi program?
Evaluasi
program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
melihat tingkat keberhasilan program. Dalam KBBI tertulis bahwa program adalah
rencana. Program adalah kegiatan yang direncanakan secara seksama. Maka
melakukan evluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.
Penyelenggaraan
pendidikan bukan sesederhana mengadakan peralatan penikahan. Dampak pendidikan
akan meliputi banyak orang dan menyangkut banyak aspek. Oleh karena itu,
kegiatan pendidikan harus di evaluasi agar dapat dikaji apa kekurangannya dan
kekurangan tersebut akan dipertimbangkan untuk pelaksanaan pendidikan pada
waktu lain.evaluasi program biasanya dilakukan untuk mengambil kebijaksanaan
dan untuk menentukan kebijaksanaan selanjutnya. Langkah evaluasi tidak
dilakukan dengan serampangan tetapi sistematis, rinci, dan menggunakan prosedur
yang sudah diuji secara cermat.
2. Mengapa
guru perlu melakukan evaluasi program?
Guru
adalah orang yang paling penting statusnya dalam kegiatan belajar mengajar
karena guru memegang tugas yang amat penting yaitu mengatur dan mengemudikan
bahtera kehidupan kelas. Didalam melaksanakan tugas yang penting mneciptakan
suasana kelas tersebut guru berupaya sekuat tenaga agar kehidupan kelas dapat
berjalan mulus. Untuk menjawab sebab apa guru melakukan evaluasi program,
terlebih dahulu kita tahu tentang siapa saja yang dapat melakukan kegiatan
evaluasi program tertentu (evaluator). Ada dua bentuk evaluator yakni internal
evaluator dan eksternal evaluator. Masing masing keduanya memiliki kelemahan.
a. Evaluator
dalam sangat memahami seluk beluk kegiatan, tetapi ada kemungkinan dapat
dipengaruhi keinginan untuk dapat dikatakan programnya berhasil. Dengan kata
lain evaluator dalam dapat diganggu oleh unsur subjektivitas. Jika hal itu
terjadi, data yang terkumpul kurang benar dan kurang akurat meskipun barang
kali cukup lengkap.
b. Evaluator
luar, mungkin menjumpai kesulitan dalam memperoleh data yang lengkap karena ada
hal hal yang disembunyikan oleh para pelaksana program. Namun karena evaluator
tidak berkepentingan akan nama baik program, maka data terkumpul dapat lebih
objektif.
Untuk memperbaiki proses pengajaran yang
akan dilaksanakan lain waktu, guru perlu mengetahui seberapa tinggi tingkat
pencapaian dari tugas yang telah dikerjakan selama kurun waktu tertentu. Dalam
hal ini guru tidak dikhwatirkan tidak menutupi kekurangannya atau kurang
objektif karena evaluasinya tidak akan dilaporkan dan diketahui oleh siapaundi
luar dirinya.
3. Objek
atau Sasaran Evaluasi Program
Untuk
dapat mengenal sasaran evaluasi secara cermat, kita perlu memusatkan perhatian
pada aspek-aspek yang bersangkut paut dengan keseluruhan kegiatan belajar
mengajar. Untuk itu ada baiknya kita mengenal kembali model transformasi proses
pendidikan formal disekolah. Didalam proses transformasi, siswa yang baru masuk
mengikuti proses pendidikan dipandang sebagai bahan mentah yang akan diolah
melalui pengajaran. Siswa yang baru masuk (input) ini memiliki karakteristik
atau kekhususan sendiri-sendiri, yang banyak mempengaruhi keberhasilan dalam
belajar. Disamping itu ada masukan lain berpengaruh dalam keberhasilan belajar
siswa, yaitu masukan instrumental adalah materi(kurikulum), guru, metode mengajar
dan sarana pendidikan. Siswa yang dimmasukkan ke dalam alat pemroses yaitu
transformasi dan sudah menjadi bahan jadi dikenal dengan istilah hasil atau
keluaran (output). (Arikunto, 2011:290-294)
D. Kedudukan evaluasi didalam
kurikulum
Pengertian
modern, kurikulum meliputi segala aspek kehidupan dan lapangan hidup manusia
dalam masyarakat modern ini yang dapat dimasukkan ke dalam tanggungjawab
sekolah, yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan pribadi murid serta
memberi sumbangan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat. Pengertian kuirkulum
dalam KBBI adalah perngkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga
pendidikan ataupun perangkat mata kuliah mengenai bidang keahllian khusus.
Di
Indonesia, kurikulum berlaku secara nasional karena kita menganut sistem
sentralisasi. Di Indonesia ini kurikulum disusun bersama oleh direktorat yang
mengelola jenjang dan jenis sesuatu sekolah bersama dengan Pusat Pengembangan
Kurikulum dan Sarana Pendidikan (PusBangKurRanDik) Balitbang Dikbud. Untuk kurikulum
sekolah dasar, yang bertanggungjawab menyusun dan mengembangkan kurikulumnya
adalah Direktorat Pendidikan Dasar (Ditdikdas) yang bernaung dibawah direktorat
jenderal pendidikan dasar dan menengah. Pusbangkurrandik balitbang yang
mempunyai tugas meneliti dan mengembangkan kurikulum dan sarana pendidikan
untuk semua jenjang dan jenis sekolah melakukan koordinasi, penyusunan dan
pengembangan untuk SD tersebut. Untuk kurikulum SMP misalnya, Pusbangkurrandik
balitbang juga mengkoordinasikan penyusunan dan pengembangan kurikulum bersama
penanggungjawab sekolahnya, yaitu direktorat Pendidikan Menengah Umum
(Ditdikmenum).
Apa sebab
Pusbangkurrandik mengkoordinasikan menyusun dan mengembangkan kurikulum semua
jenjang dan jenis sekolah? Jika kita ingat bahwa tugas balitbang sebagai
lembaga adalah melakukan penelitian dan mengembangkan hal hal yang berkaitan
dengan pendidikan diseluruh negara, melakukan evaluasi program terhadap semua
pelaksanaan pendidikan. Jika ruang lingkup yang dievaluasi oleh guru hanya
sebatas pada kegiatan belajar mengajar dikelasnya sendiri, maka ruang lingkup
dan wilayah yang di evaluasi oleh balitbang Dikbud meliputi berbagai jenis
kegiatan pendidikan di departemen pendidikan dan kebudayaan. Dari kegiatan
evaluasi inilah balitbang mempunyai data yang lengkap tentang tingkta
keberhasilan tiap-tiap kegiatan pendidikan dan berdasarkan atas data ini
pulalah balitbang bersama direktorat merevisi dan menggembangkan kurikulum
(Arikunto, 2011:296).
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Seperti
yang telah dijelaskan bahwa evaluasi itu dapat diterapkan pad unsur kegiatan
pendidikan, yang ada pada tahap perncenaan, pelaksanaan dan cakupan kegiatan
yang kekcil maupun nasional. Hal ini terbukti bahwa peranan evaluasi pad
hakikatnya sangat luas. Dengan demikian manfaat utama evaluasi dalam bidang
pendidikan dapat disimpulkan antara lain meliputi:
1. Tingkat
Mutu Program Intruksional
2. Meningkatkan
Motivasi setiap Siswa
3. Mengkomunikasikan
Hasil Belajar
4. Akreditasi
Sekolah
5. Perbaikan
sistem administrasi
6. Pembuatan
keputusan
Dengan
demikian tujuan utama melakukan evaluasi dalam pembelajaran adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran pada siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
Pengevaluasian dapat dilakukan melalui pengadaan tes, sebagai berikut:
1. Evaluasi
berfungsi sebagai penempatan (placement test)
2. Evaluasi
berfungsi formatif (formative test)
3. Evaluasi
berfungsi diagnostik (diagnosic test)
4. Evaluasi
berungsi sumatif (sumative test)
5. Evaluasi
berfungsi selektif
6. Evaluasi
berfungsi sebgai pengukur keberhasilan
Daftar
Pustaka
Arikunto,
Suharsimi. 2011. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Daryanto,
Drs. 2010. Belajar dan Mengajar.
Bandung: Yrama Widya
Sudaryono,
Ir. M.Pd. 2012. Dasar-dasar Evaluasi
Pembelajaran.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Dr.S. Eko Putro
Widoyoko, M.Pd. evaluasi program pembelajaran
oleh: Agum Patria Silaban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar