1. Keadaan Sosial Ekonomi
Masyarakat Desa Sianjur Mula Mula
Desa Sianjur
Mula Mula adalah desa yang terletk di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Toba
Samosir. Menurut Legenda/Mitologi Suku Batak bahwa Desa Sianjur Mula Mula
merupakan tempat Asal Muasal dari keberadaan uku Batak dan dipercayai sebagai
tempat turunnya Si Raja Batak (Nenek Moyang Orang Batak Toba). Desa Sianjur
Mula Mula dihuni oleh Marga Asli uku Batak yaitu Marga Sagala, ebagai keturunan
langsung dari Si Raja Batak, selain Marga Sagala sebagai penduduk ali Desa
tersebut, terdapat juga Marga Pendatang yang menetap di Desa Sianjur Mula Mula
diantaranya ialah marga : Limbong, Sihotang, Simbolon dan Galingging.
Marga-marga Pendatang terebut masuk dan menjadi penduduk Desa Sianjur Mula Mula
melalui proses Pernikahan antara Marga Asli desa tersebut dengan Marga Pendatang
yang kemudian bertempat tinggal dan membentuk keluarga.Penduduk Desa Sianjur
Mula Mula melaksanakan Kegiatan Ekonominya dengan cara memanfaatkan lahan
Pertanian sebagai Mata Pencaharian mereka. Adapun sektor Pertanian yang lain
adalah dengan memanfaatkan Lahan tersebut untuk menanam Jagung, Kacang Tanah
dan Bawang setelah masa panen padi selesai. Sebagian Masyarakat Desa Sianjur
Mula Mula juga ada yang berfrofesi sebagai Petani Kopi sebagai mata Pencaharian
Utama. Selain berfrofesi menjadi petani sebagai mata pencaharian utama,
masyarakat Sianjur Mula Mula juga memelihara hewan ternak seperti Kerbau,
Kambing, Ayam, Ikan, Baebek dan Babi untuk sumber penghasilan yang lain bagi
mereka.
Jika sudah
masa panen penduduk Sianjur Mula Mula tidak langsung menjual hasil panennya ke
pasar tetapi kepada tengkulak (pengepul) yang biasa menampung hasil panen
mereka. Hal ini dikarenakan jarak tempat tinggal mereka yang jauh dari pasar
dan juga kondisi geografi tempat tinggal mereka yang berada di pegunungan sehingga
menyulitkan mereka untuk menjual langsung hasil panennya. Dari hasil Panen
terebut Penduduk Sianjur Mula Mula mendapatkan penghaislan yang berbeda
(bervariasi) tergatung dari jenis tanaman yang ditanam dan luas lahan pertanian
yang mereka miliki. Misalnya Penduduk Sianjur Mula Mula yang berprofei sebagai
Petani Padi mampu menghasilkan sekitar Rp. 4000.000 dengan satu kali panen
yaitu dengan lama panen antara empat sampai enam bulan sekali dalam satu tahun,
dengan luas tanah 5 hektar atau 200 m. Selain itu Petani Kopi dapat
menghasilkan 10 kaleng kopi dalam satu kali panen dan dalam waktu satu minggu
dapat memanen sebanyak 2 kali. Serta untuk menambah penghasilannya mereka
menanam bawang, kacang tanah, dan jagung. Masyarakat Sianjur Mula Mula
menggunakan penghasilan utamanya yaitu dari bertani padi dan kopi adalah untuk
membiayai pendidikan anak-anaknya sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka mendapatkannya dari hasil bertani bawang, kacang tanah jagung
erta menjual ternak-ternak yang mereka miliki. Jadi pada kesimpulannya
masyarakat Desa Sianjur Mula Mula tidak cukup hanya bertani dalam memnuhi
kebutuhan hidupnya dan itu menunjukkan
Pengeluaran Masyarakat Desa Sianjur Mula Mula lebih Besar daripada Pendapatan
yang mereka miliki.
Masyarakat
Desa Sianjur Mula Mula masih memegang teguh Ajaran Ajaran ataupun Adat Itiadatsehingga
mereka masih mengamalkan hal hal yang berhubungan dengan Spritual serta
menjadikan nilai nilai tersebut sebagai suatu Ketentuan-Ketentuan yang berlaku
di Mayarakat dan tidak boleh dillanggar, Ini bisa dibuktikan dengan mereka
sangat merahasiakan cerita-cerita
ataupun Mitologi tentang Asal-usul Nenek Moyang mereka yaitu si Raja Batak
kepada Mayrakat Umum.
Masyarakat
Desa Sianjur Mula Mula memilki Tradisi Yang Unik dan merupakan tradisi yang
diwariskan secara turun temurun misalnya Kebiasaan Memakan Daun Sirih yang
hanya boleh dilakukan oleh orang yang telah berumur 50 tahun keatas, bagi Orang
Batak Toba kebiasaan Memakan Sirih memiliki manfaat yaitu, Untuk Menambah
Darah, Menghilangkan Sakit Gigi serta Untuk Memperkuat Gigi. Masyarakat Desa
Sianjur Mula Mula juga memiliki Upacara Upacara adat yang masih mereka lakukan
diantaranya Upacara Adat untuk menghormati Orang Yang telah meninggal yang
diesebut Mangapuli dan Upacara Adat untuk pernikahan yang disebut Nagok.
Masyarakat Batak Toba Juga meiliki Traian Tradisional seperti tarian Tor-tor
Toba yang saat ini biasa di gunakan sebagai Tarian untuk Penyambutan.
Selain Tarian
dan Upacara Adat,dalam Segi Arsitektur
Masyarakat Batak Toba juga memmiliki Rumah Adat yang memiliki Keunikan
dan Filosofi Tersendiri misalnya Bentuk Atapnya yang bagian Belakang Lebih
Menjulang kaeatas daripada bagian ini diartikan sebagai Pengharapan Masyarakat
Batak Toba agar Anaknya memiliki kemajuan dari Generasi ke Generasi, dan disisi
depan rumah terdapat gambar cicak yang dipercayai sebagai pelindung rumah
mereka dan Juga Pintunya yang berukuran kecil ini memiliki makna agar setiiap
keluarga batak toba memliki kerendahan hati dalam hidup.
Temuan
Temuan Arkeologi
Selama
Proses Eskavasi yang dilakasanakan tanggal 14-15 September 2014, Tim Balai
arkeologi masih menemukan benda-benda diantaranya yaitu:
·
1. Pecahan Gerabah
·
2. Pecahan Batu Bata
3. Pecahan Kaca
·
4. Kulit kerang
·
5. Potongan Arang
·
6. Potongan Kayu
·
7. Pecahan Keramik
·
8. Manik-Manik
·
9. Tulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar